Gambaran Umum Kajian Orientalisme dalam Islamic Studies
Disusun guna
untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Pemikiran Hadis Orientalis
![](file:///C:/Users/Asus/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun oleh :
M. Zia
al-Ayyubi (15530057)
Muhammad Munif (15530076)
Lukmanul Chakim (15530078)
Kelas: IAT C
Dosen Pengampu:
Bapak Ali Imron S.
Th. I, M. S. i
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kajian
pemikiran orientalis menjadi salah satu topik yang
menarik untuk dikaji. Pandangan dunia barat terhadap dunia timur memiliki daya tarik tersendiri yang begitu menggairahkan bagi generasi muda didunia
barat, sehingga memunculkan hasrat untuk menggali lebih dalam perihal seluk
beluk dunia ketimuran. Ketertarikan
sarjana barat terhadap dunia timur secara eksplisit memberikan dampak positif
bagi kita semua, akan tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa didalam
keseriusan para orientalis mengakaji dunia timur secara mendalam, mereka juga
memiliki motif untuk menghancurkan Islam secara perlahan. Banyak sekali
orientalis yang memutar balikan fakta mengenai kebenaran-kebenaran ajaran
Islam, sehingga berimplikasi pada keraguan bagi sebagian muslim yang memiliki
keterbatasan pengetahuan, akan tetapi banyak juga orientalis yang memang berusaha
mendalami Islam secara jujur dan benar-benar ingin mengetahui Islam secara
obyektif. Oleh karena itu dalam
pembahasan kali ini pentingnya mengakaji pemikiran-pemikiran para orientalis
sehingga memberikan pengetahuan bagi kita supaya menjustifikasi bahwa semua
orientalis merupakan musuh besar bagi kita umat Islam.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka pembahasan makalah ini akan difokuskan pada
masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Klasifikasi
dari Orientalisme?
2.
Apa Faktor-faktor
Pendorong dan Tujuan gerakan Orientalisme?
3.
Apa Jasa Orientalisme terhadap
Islam?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Klasifikasi
dari Orientalisme.
2.
Untuk mengetahui
faktor-faktor pendorong dan tujuan orientalisme.
3.
Untuk mengetahui Jasa
Orientalisme terhadap Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi Orientalisme
Sebelum membahas klasifikasi Orientalisme secara umum, perlu diketahui
bahwa Orietalisme sendiri adalah susunan dua kata yaitu orient dan isme.
Orient berarti timur sedangkan isme berarti faham.[1] Jadi jika menyebutkan orient adalah semua
wilayah yang terbentang dari Timur dekat hingga jauh dan juga negara-negara
yang berada di Afrika Utara dan Tengah. Menurut Abdul Haq Adnan Adivar
mengatakan dalam bukunya “ Turkish Account of Orientalism”. Orientalis adalah
suatu pengertian yang lengkap dimana dikumpulkannya pengetahuan yang berasal
dari sumbernya yang asli yang berkenaan dengan bahasa, agama, kebudayaan,
sejarah, kesusasteraan yang berada di Timur.[2] Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
orientalis adalah orang-orang barat yang giat mengumpulkan ilmu pengetahuan
yang berasal dari Timur akan tetapi bukan tidak mungkin orang timur sendiri
terjun kedalam golongan Orientalisme.
Secara garis besar orientalis dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok
besar. Pertama, Kelompok Moderat ( Non Skeptis). Kedua, Kelompok Ekstrem (
Skeptis).
1. Orientalis
Moderat ( Non-Skeptis)
Kelompok
Orientalis yang mempelajari keilmuan timur dan keislaman secara ilmiah dan
jujur, moderat dalam memberikan penilaian, demi mencari kebenaran, bahkan
sampai memeluk Islam. Orientalis Moderat sendiri terbagi menjadi dua kelompok. Pertama,
kelompok yang berpegang teguh dalam dalam penelitiannya dengan prinsip
keilmuan, penuh kejujuran dan bersikap apa adanya. Kedua, Kelompok yang
senantiasa berkomitmen terhadap keilmuan dan setelah melakukan penelitian
mereka mendapat hidayah sehingga masuk Islam. Adapun Tokoh-Tokoh yang termasuk dalam aliran Orientalis Moderat kelompok
pertama diantaranya Reenan, Jenny Piere, Carl Leil, Tolstoy.
Tokoh
Orientalis Moderat kelompok kedua dimana mereka merupakan orang-orang yang
mendapat hidayah Allah SWT hingga memeluk Islam. mereka adalah Lord Headly,
Ethan Deneeh, Dr Greeneh.[3]
2. Orientalis
Ekstrem ( Skeptis)
Orientalis
Ekstrem merupakan aliran Orientalis yang dikenal menyelewengkan kebenaran dan
melakukan penyimpangan dalam memahami kajian Timur dan ajaran Islam serta tidak
tematik dalam penelitiannya. Adapun tokoh-tokoh yang termasuk dalam aliran ini
seperti A.J Arberry, Alfred Geom, Baron Carrade Vaux, Ignaz Goldziher, Josep
Schacht, A J Vensink, Hanry Lammens dan masih banyak tokoh-tokoh lain.[4]
B. Faktor-faktor
Pendorong dan Tujuan Orientalisme
Adapun faktor-faktor pendorong yang
melatarbelakangi para orientalis dalam mengkaji studi ketimuran adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Agama
Faktor agama merupakan motif utama bagi
para orientalis dalam menjalankan misi mereka, yakni pada saat pendeta dari
agama Nasrani, melihat umatnya yang dalam jumlah besar masuk agama Islam.
Kemudian mereka melihat kemajuan dan keunggulan yang telah dicapai kaum
muslimin, yang meliputi militer kaum muslimin, peradaban yang dimiliki umat Islam
yang mempunyai pengaruh dalam menipiskan akidah umat Nasrani. Sehingga pada
akhirnya, mereka memandang Islam sebagai musuh bagi agama Nasrani.
Dalam penyerangannya terhadap agama Islam,
mereka menggambarkan bahwasanya agama Islam adalah bentuk agama yang apatis dan
tidak mampu mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, para orientalis juga
mempunyai tujuan untuk menciptakan sebuah kajian untuk membuat jiwa menjadi
lemah dan merasa pesimis dalam pribadi-pribadi umat islam dan bangsa timur
lainnya ketika mempelajari agamanya. Mereka juga mencari celah dari kejelekan
umat Islam, untuk kemudian dipublikasikan sebagai sebuah kenyataan yang
dimaksudkan untuk memperlemah akidah umat Islam.[5]
2. Faktor
Imperialisme dan kolonialisme.
Faktor yang melatarbelakangi orang-orang
untuk mempelajari dunia Timur salah satunya adalah sebab dunia Eropa tidak
putus asa atas kekalahan yang mereka derita dalam perang salib, tujuannya
adalah untuk kembali menjajah bangsa Arab selaku negara yang identik dengan
Islam. Oleh karena itu, mereka mempunyai kecenderungan untuk mempelajari
hal-hal yang menyangkut tentang negara-negara tersebut, baik dari segi akidah,
kesusasteraan, etika dan sumber-sumber kekayaan alam, agar mereka dapat
mengetahui titik-titik lemah, dan titik kekuatan negara Islam yang harus
dilumpuhkan.[6]
Untuk membuat impian mereka benar-benar
terwujud, para orientalis berusaha mempelajari keadaan negara yang akan
dijajahnya, dan kemudian menghilangkan nilai-nilai sejarah kebangsaan mereka.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam memecah belah persatuan negara yang
akan dijajahnya. Dengan cara apapun, mereka ingin merampas sumber daya, hak
kemerdekaan, mengikis persatuan tanah air di dunia Timur, demi kejayaan dunia
Baratnya.
3. Faktor
Politik
Melihat kebutuhan politiknya yang salah
satunya melegalkan imperialisme dan kolonialisme, disini dapat terlihat
bagaimana memang ada sekelompok orientalis yang ditugasi oleh pejabat negara
mereka. Sehingga dalam kajian mereka tidak murni ingin mengenal dunia
ketimuran. Dengan cara tersebut mereka akan dapat menjalankan
kepentingan-kepentingan politik yang menguntungkan bagi mereka.
4. Faktor
keilmuan
Hanya sekelompok kecil dari para orientalis
yang murni melakukan kajian ini sebab ingin benar-benar mempelajari dunia
Timur, khsusnya kajian keislaman. Faktor keilmuan tentu berarti mempunyai
tujuan untuk mempelajari kebudayaan manusia, agama, bahasa, dan ilmu
pengetahuan. Sehingga presentase kesalahpahaman mereka ini terhadap kajian
islam lebih sedikit dari pada kelompok orientalis lainnya, sebab mungkin para
orientalis di sini dengan ketertarikannya dari diri sendiri yang ingin mengenal
bagaimana dunia Timur dan kajian keislaman. Dan di faktor inilah orientalis
memberikan sumbangsih yang besar terhadap kajian keislaman.
Mereka
para orientalis secara jujur dalam menelaah literatur-literatur Islam sebagai
sebuah kebudayaan dan peradaban. Sehingga tidak menutup kemungkinan, faktor
inilah yang telah membuka lebar-lebar ruang kekeliruan, serta kesalahan dalam
memahami Islam.[7]
Adapun
orientalisme mempunyai tujuan yang bermacam-macam. Di antara tujuannya adalah
sebagai berikut:
1. Memurtadkan kaum
muslim dari agamanya sendiri, dengan cara memutus dan memecah belah jamaah
mereka kepada kelompok-kelompok kecil yang saling membenci satu sama lain.
2. Melemahkan rohani umat
Islam dan menciptakan perasaan selalu kekurangan dalam jiwanya, untuk kemudian
membawa mereka pada sikap pasrah dan tunduk kepada kehendak serta arahan
orang-orang Barat.
3. Menutup-nutupi
kebenaran dan kebakan ajarannya, supaya masyarakat awam menganggap bahwa Islam
sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya tidak layak untuk
dijadikan pedoman hidup. Hal ini adalah sesuatu yang paling berbahaya yang
selalu dipropagandakan para orientalis dan misionaris.
4. Mendukung segala
bentuk penjajahan terhadap negara-negara
Islam dan melaksanakan segala bentuk perlawanan terhadap Islam itu sendiri.
5. Memisahkan kaum muslim
dari akar-akar kebudayan Islam mereka yang kuat dari sumber-sembernya yang asli
serta menghancurkan nilai-nilai dasarnya, untuk menghancurkan keberlangsungan
individu, masyarakat, jiwa, dan akal pikiran kaum muslim.[8]
6. Mempelajari Islam dan
kaum muslim secara ilmiah dan jujur, moderat dalam memberikan penilaian, demi
mencari kebenaran, bahkan sampai masuk Islam.[9]
C. Jasa Orientalis terhadap Islam.
Para orientalis telah
dapat mengabdikan dirinya pada pembahasan-pembahasan keilmuan. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya adalah: kebaikan dari kawan-kawan
senegerinya (bangsanya) untuk memberikan harta dan kesempatan, adnya
perpustakaan-perpustakaan yang penuh dengan hasil pembahasan dan manuskrip yang
sukar didapat, dan para orientalis tersebut sebelumnya telah mengenal keadaan
Timur dan Barat.
Sudah barang tentu,
setiap pembahasan mereka mempunyai corak ketelitian, penelelitian yang luas
perbandingannya, memakai buku-buku yang pokok dan manuskrip-manuskrip,
pembuatan indeks-indeks yang kesemuanya ini tidak didapat pada kitab-kitab Arab
kuno. Penyiaran mereka terhadap manuskrip-manuskrip terbitan yang rapi dan
dilengkapi penjelasan-penjelasan serta indeks-indeks persoalan, tempat
nama-nama cukup memudahkan bagi orang yang akan melakukan sebuah pembahasan
atau penelitian.
Orang-orang orientalis
juga terkenal dengan penelitiannya dalam bahasa Arab, penemuan-penemuan dari
berkas peninggalan kono di negeri Arab. Ternyata penemuan-penemuan tersebut
telah banyak mengubah teori-teori sejarah dan pendapat-pendapat yang telah
banyak beredar. Hasil-hasil penelitian mereka menjadi pegangan bagi para
ilmuwan-ilmuwan di negeri Aran dan Islam. Adapun karya terbesar yang
dipersembahkan oleh para oerientalis adalah Encyclopedia of Islam, di
mana mereka bekerja sama dan saling membantu dalam menerbitkannya. Hasil
kerjasamanya dengan ilmuwan dan sarjana-sarjana dari Timur ini membuahkan hasil
yang mempunyai peran penting dalam kajian Islam.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orientalisme adalah
suatu pengertian yang lengkap di mana dikumpulkan pengetahuan yang berasal dari
sumbernya yang asl yang berkenaan dengan bahasa, agama, kebudayaan, sejarah,
kesusteraan, yang berada di Timur. Kegigihan para orientalis dalam menjajaki
paradigma pengetahuan Timur sangat besar sekali, hal ini dapat dibuktikan dari
perjalanan awal mula kertertarikan degan dunia Timur yang sudah muncul sejak abad
10 hingga abad 20, bahkan masih terus berkembang hingga sekarang. Secara garis
besar, orientalis sendiri dibagi menjadi tiga, yakni orientalis yang bermadzhab
skeptis, orientalis yang bermadzhab sanguin, dan orientalis yang bermadzhab
non-skeptis. Bukti faktual yang dapat dikaji yang merupakan hasil dari
pemikiran para orientalis yakni adanya pemikiran-pemikiran orientalis yang
berupa kritikan-kritikan dari berbagai bidang keilmuan dunia Timur, seperti
bahasa, sastra, kebudayaan, bahkan agama dalam bentuk buku-buku, ataupun
majalah, artikel, dan sebagainya. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa peran
orientalis dalam khazanah pengetahuan dunia sangat besar sekali.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah
mencurahkan segala tenaga, upaya, dan pemikiran penulis untuk menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan sebaik-baikya, agar memperoleh hasil yang
mendekati sempurna. Agar dapat dikaji dan difahami oleh pembaca. Namun tidak
ada manusia yang sempurna di dunia ini, penulis menyadari akan adanya kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca untuk mengkoreksi dan
menelaah kembali makalah ini. Penulis dengan senang dan sangat berterimakasih
dan akan menerima segala kritik dan masukan untuk memperbaikinya lagi. Akhir
kata, sekian dari penulis, atas kurang dan lebihnya, penulis ucapkan mohon
maaf. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi seluruh pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Bathh, Hasan, 2004, Anatomi
Orientalisme Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme serta Cara Umat Islam
Menghadapinya, Yogyakarta: Menara Kudus Yogyakarta.
Hanafi, Ahmad, 1981, Orienalisme
Ditinjau Menurut Kacamata Agama, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Muin, Umar, 1978, Orientalisme dan Studi Tentang
Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Rauf, Hasan Abdul, dan
Ghirah, Abdurrahman, 2007, Orientalisme dan Misionarisme Menelikung Pola
Pikir Umat Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Said, Edward W, 2010, Orientalisme
Menggugat Hegemoni Barat dan Menundukkan Timur Sebagai Subjek, diterjemahkan
oleh Achmad Fawaid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[3] Hasan Abdul Rauf dan Abdurrahman Ghirah, Orientalisme Dan
Misionarisme Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hlm.33-34.
[4] Hasan Abdul Rauf dan Abdurrahman Ghirah, Orientalisme Dan
Misionarisme Menelikung Pola Pikir Umat Islam, hlm 39-40
[5] Dr. Hasan Bathh, Anatomi
Orientalisme Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme serta Cara Umat Islam
Menghadapinya, (Jogjakarta: Menara kudus Jogjakarta, 2004), hlm. 46.
[6] Dr. Hasan Bathh, Anatomi
Orientalisme Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme serta Cara Umat Islam
Menghadapinya, (Jogjakarta: Menara kudus jogjakarta, 2004), hlm. 52.
[7] Hasan Abdul Rauf dan Abdurrahman Ghirah, Orientalisme Dan
Misionarisme Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 16.
[8]
Hasan Abdul Rauf dan Abdurrahman Ghirah, Orientalisme Dan Misionarisme
Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 18-19.
[9]
Hasan Abdul Rauf dan Abdurrahman Ghirah, Orientalisme Dan Misionarisme
Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar