Amr,
Amal, Bagyh, Bait, Birr dalam Al-Qur’an
Makalah
Ini Kami Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ma’anil Qur’an
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag.
![](file:///C:/Users/Asus/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun
Oleh :
Fadlil
Ahmad Ismail 15530038
Dwi
Khalimas Segar 15530066
Muhammad Munif 15530076
Muhammad Munif 15530076
Inayatul
Ulya 15530090
PRODI
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS
NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala
puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya,
sehinnga kami dapat menyelesaikan makah ini dengan tuntas
Sholawat
dan salam tetap tercurahkan kepada pahlawan revolusioner kita yang telah
mnunjukkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni
Islam.
Beribu
terimakasih kami ucapkan kepada yang terhormat Bpk. Muhammad Chirzin, yang
telah memberi kesempatan kepada kemi untuk mengkaji makalah ini lebuh dalam,
tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada tema-teman yang telah
menginspirasi pemakalah dalam menyusun tugas,
Semoga
tugas ini membawa berkah dan manfaat Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 25 Februari
2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I :
Pendahuluan 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan
Penulisan 1
BAB II :
Pembahasan 2
A. Pengertian
Amr, Amal, Bagyh, Bait, Birr dan
Derivasinya dalam Al-Qur’an 4
B. Makna
contoh Relasional Amr, Amal, Bagyh, Bait, Birr dalam al-Qur’an..............................................................................................5
BAB III : Penutup 15
A. Kesimpulan
15
B. Saran 15
Daftar Pustaka 16
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai
mu’jizat yang diturunkan kepada “pungkasan” para nabi dan rosul melalui
perantara malaikat Jibril yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir dengan
diawali surah al-Fatihah dan diakhiri surah an-Nas[1].
Kemukjizatan al-Qur’an salah satunya terdapat pada keindahan bahasanya,
sehingga tidak ada satu orangpun yang dapat menandingi hal tersebut.
Kekayaan bahasa dan makna al-Qur’an menjadi
salah satu titik fokus untuk ditafsirkan agar dapat dipahami, hal ini karena
al-Qur’an sendiri terdapat ayat-ayat muhkam, mutasyabbih, mutlaq, muqayyad
dan lain sebagainya.
Diantara kosakata dalam al-Qur’an adalah Amr, Amal, Bagyh, Bait,
Birr kosakata tersebut sering sekali kita jumpai didalam al-Qur’an
akan tetapi masih banyak diantara kita yang masih minim pengetahuan terhadap
kosakata tersebut, oleh karena itu pada makalah ini penulis akan mencoba
memaparkan beberapa kosakata tersebut yang terdapat pada al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Kosakata Amr,
Amal, Bagyh, Bait, Birr ?
2.
Bagaimana
relasional Amr, Amal, Bagyh, Bait, Birr dalam al-Qur’an ?
BAB
II
Pembahasan
A.
Amr
1.
Pengertian Amr
Amr امرberarti suatu urusan, jamaknya امور dan mashdarnya امرا, Jika dimaksudkan untuk menginstruksikan
jenis suatu perintah, amr merupakan lafadz umum bagi pekerjaan dan perkataan. [2]
Dalam kitab
al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur’an al-Karim kata amr disebutkan sejumlah 18. Dengan
rincian QS. Hud : 123, Ali Imron : 154, QS. Al-Baqarah ; 275, Al-A’raf : 54,
QS. Fusshilat : 12, QS. An-Nahl : 40, QS. Al-Qamar : 50, QS. Al-Baqarah : 228,
QS. Shaaffat : 102, QS. Hud : 97. QS. An-Nahl : 1, QS. Yusuf : 18 dan 83, QS.
Al-Isra’ : 16, QS. Al-An’am : 123, QS. Al-Qashash : 20, QS. Al-Kahfi : 71, QS.
An-Nisa’ : 59
2.
Contoh relasi
kosakata Amr dalam al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, lafadz amr dengan berbagai
macam derivasinya, rinciannya kurang lebih sebagai berikut [3] :
a.
Amr bermakna penciptaan suatu
perintah
3 wr& ã&s! ß,ù=sø:$# âöDF{$#ur ÇÎÍÈ
Artinya :
”Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raf : 54)
b.
Amr bermakna perintah secara cepat
$yJ¯RÎ) $uZä9öqs% >äóÓy´Ï9 !#sÎ) çm»tR÷ur& br& tAqà)¯R ¼çms9 `ä. ãbqä3usù ÇÍÉÈ
Sesungguhnya Perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami
menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)",
Maka jadilah ia.. (QS. An-Nahl : 40)
!$tBur !$tRãøBr& wÎ) ×oyÏmºur £xôJn=x. Î|Çt7ø9$$Î/ ÇÎÉÈ
Artimya :
“Dan perintah Kami hanyalah satu Perkataan seperti kejapan
mata.” (QS. Al-Qamar : 50)
Dua ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT
telah mewujudkan sesuatu lebih cepat dari apa yang kita pikirkan (melakukan
sesuatu dengan bergegas).
c. Amr sebagai pembawa informasi
tRqè=t«ó¡our Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ÌøBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# wÎ) WxÎ=s% ÇÑÎÈ
Artinya :
“Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS.
Al-Isra’ : 85)
d.
Amr juga menunjukkan sesuatu,
seperti lafadz افعل- يفعل atau juga seperti
khabar
àM»s)¯=sÜßJø9$#ur ÆóÁ/utIt £`ÎgÅ¡àÿRr'Î/ spsW»n=rO &äÿrãè% ÇËËÑÈ
Artimya :
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru'.” (QS. Al-Baqarah : 228)
e. Amr sebagai suatu isyarat
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»t þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2ør& öÝàR$$sù #s$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»t ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ
Artinnya :
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". (QS.
Ashaaffat : 102)
râä!%y`ur 4n?tã ¾ÏmÅÁÏJs% 5QyÎ/ 5>Éx. 4 tA$s% ö@t/ ôMs9§qy öNä3s9 öNä3Ý¡àÿRr& #\øBr& ( ×ö9|Ásù ×@ÏHsd ( ª!$#ur ãb$yètGó¡ßJø9$# 4n?tã $tB tbqàÿÅÁs? ÇÊÑÈ
Artinya :
Mereka datang membawa baju gamisnya
(yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu
sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang
baik Itulah (kesabaranku[746]). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu ceritakan." (QS. Yusuf : 18)
B.
‘Amal
1.
Pengertian ‘Amal
‘Amal dalam bahasa arab
memiliki makna perbuatan atau pekerjaan, kata amal serupa dengan fi’il.[4]
Sedangkan dalam kitab Mu’jam Mufahras li Afadhil Qur’an, amal adalah
segala prilaku yang dilakukan makhluk hidup yang disertai dengan suatu maksud.
Amal sendiri mengandung dua kualitas yaitu baik dan buruk.[5]
2.
Kosakata Amal
dalam Al-Qur’an.
Dalam al-Qur’an kata
‘Amal dengan berbagai macam derivasinya disebutkan sebanyak 355 kali.[6]
Adapun rinciannya sebagai berikut :
a.
Kata (( عمل sebanyak 19 kali, (2:62), (5:69), (6:54),
(16:97), (
b.
18:88),(19:60),(20:85),(20:82),(25:70),(25:71),(28:67),(28:80),(30:34),(34:37),(40:40),(40:40),(41:43),(41:46),(45:15).
c.
Kata عمل dengan dhamir, terdapat sebanyak 90 kali.
d.
Fi’il madhi yang
disandingkan dengan dhamir atau tidak, dan juga yang fa’il mufrod ataupun jamak
berjumlah 99, seperti dalam dan al-Maidah ayat 69.
e.
Fi’il mudhori’
baik yang disandingkan dengan dhomir atau tidak dan yang berfa’il mufrod maupun
jamak berjumlah 165. Seperti dalam surah Yunus 10, al-Mukminun ayat 100.
f.
Fi’il Amr baik
yang failnya mufrod ataupun jamak sebanyak 11 kali, seperti yang terdapat dalam
surah Saba’ 11 dan Fushilat 5.
g.
Masdar baik yang
berbentuk mufrod ataupun jamak dan yang disandingkan dhomir atau tidak sebanyak
71, seperti yang terdapat pada surah al-Imran 195, dan al-Maidah 90.
h.
Isim Fa’il baik
yang mufrod ataupun jamak dan juga baik muannas atupun mudzakar berjumlah 9.
Sebagaimana yang terdapat pada surah ali-Imran 125.[7]
3.
Contoh Relasional
kosakata Amal dalam al-Qur’an
1)
Amal Bermakna
Perbuatan Baik
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىٰ
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
.Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar
saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. ( QS al-Baqarah 62)
2)
Amal bermakna
Perbuatan Buruk
Terdapat pada surah al-Maidah ayat 90 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ
وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. ( QS
al-Maidah 90)
C.
Baghy
1.
Pengertian Baghy
Pengertian Baghy didalam
kamus al-Munawwir memiliki berbagai macam pengertian, karena redaksi baghy memiliki
beberapa bentuk diantaranya بغى – (fi’il madhi’) (fi’il mudhori’) يبغى’, sedangkan dalam
bentuk jamak الباغي. Didalam kamus al-
Munawwir kata ini memiliki makna mencari, menuntut, berbuat dholim, melampaui
batas, dholim.
Dalam kitab Mu’jam Mufrodat
Afadil Al-Qur’an, kata Baghy memiliki makna yang senada dengan kamus
Al-Munawwir yaitu menuntut sesuatu diluar kadar yang semestinya atau
berlebihan. Baghy ada dua macam, pertama, berkonotasi baik (Mahmud), seperti
melebihi batas adil sehingga kepada ihsan, melebihi fardhu sehingga menjadi
sunnah, kedua berkonotasi tidak baik ( Madzmum), seperti melebihi batas haq
kepada yang batil atau kepada subhad, akan tetapi kata Baghy lebih banyak
berkonotasi Madzmum dari pada Mahmud.[8]
2.
Contoh Relasi
Baghy di dalam al-Qur’an
Dalam
al-Qur’an sering kita jumpai ayat yang terdapat kosakata Baghy diantara contoh
yang terdapat didalam al-Qur’an adalah sebagai berikut :
a.
Baghy berkonotasi
tidak baik ( Madzmumah)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ
فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. ( QS
Ali-Imran 85)
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ
وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ
غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( al-Baqarah 173)
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran. ( surah
An-Nahl 90).
b.
Baghy
berkonotasi baik ( Mahmud)
وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ
رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا مَيْسُورًا
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh
rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan
yang pantas ( QS al-Isra’:28)
إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ
tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari
keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.( QS
al-Lail 20)
D.
Bait
1)
Pengertian Bait
Kata Bait didalam kamus
al-Munawwir memiilki berbagai macam makna yaitu : makam, keluarga, ka’bah,
gedung istana, rumah, tempat tinggal.[9]
Sedangkan pengertian bait dalam Mu’jam Mufrodat li Afadhil Qur’an,
memilki makna dasar tempat berlindungannya manusia dari siang dan malam hari.[10]
2)
Kosakata Bait
dalam al-Qur’an
Didalam al-Qur’an terdapat
kata Bait dengan berbagai macam derivasinya baik dalam bentuk (Madhi,
Mudhori, dan Amr), maupun Isim Masdar dengan disebut sebanyak 71 kali,
dengan rincian sebagai berikut :
Kata Bait dalam bentuk
mufrod disebutkan sebanyak 30 kali. Seperti yang terdapat pada surah at-Tahrim
11, sedangkan dalam bentuk jamak “buyut” disebutkan sebanyak 37 kali,
seperti dalam surah at-talaq 1. Sedangkan dengan kata “bayatan”
disebutkan sebanyak 3 kali, yaitu surah al-A’raf 4,97. Yunus 50, kata “
Yabitunna” disebutkan sebanyak 1 kali surah al-Furqan 64, kata “Bayyata”
sebanyak 1 kali, yaitu an-Nisa’ 81. Kata “Yubayyitu” 2 kali surah
an-Nisa’ 81 dan 108[11].
3)
Contoh relasional
Bait dalam al-Qur’an
a.
Contoh Bait yang
bermakna Ka’bah
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ
مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada
Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf,
yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
b.
Contoh Bait yang
bermakna Ahli Bait
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ
فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ
لَهُ نَاصِحُونَ
Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan
yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah
kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan
mereka dapat berlaku baik kepadanya?".
c.
Contoh Bait yang
bermakna tempat tinggal
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ
الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ
الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul
bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya
E.
Birr
1)
Pengertian
Birr
kata البر dalam kamus bahasa arab dimaknai dengan berbakti. البر sendiri
merupakan bentuk masdar. Dalam kitab Al Mu’jam sendiri disebutkan mengenai
beberapa konteks makna mengenai lafadz بر- يبر-برا seperti
bermakna jujur dalam perkataan, pelaksanaan sumpah, hati, nama buah, taat,
banyak berbicara, dan lain sebagainya sesuai dengan bentuk kosakata dan konteks
kalimatnya. Al Quran sendiri juga menyebutkan kosakata البر sebanyak
20 kali mulai dari bentuk fi’il atau
masdar.[12]
2)
Kosakata
Birr dalam al-Qur’an.
Di dalam Al
Quran telah disebutkan kosakata البر dengan berbagai
macam variasi bentuk katanya serta konteks maknanya, diantaranya:
Penyebutan kata البر dengan
bentuk dasarnya berupa fi’il mudlori’, seperti dalam Q.S Al Mumtahanah 8:
لَا يَنْهَاكُمُ
اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم
مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ –
“Allah
tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allah Mencintai orang- orang yang berlaku adil”.
Dalam ayat ini makna أَن تَبَرُّوهُمْ sebagai bentukan
fi’il mudlori’ dari البر memiliki makna mengerjakan kebajikan.
Penyebutan
kosakata البر sebagai bentuk masdarnya dengan
mengkasroh ba’nya, seperti dalam Q.S Al Baqarah 177
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن
تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ
وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ
الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ
الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ -١٧٧
“Kebajikan
itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan
itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya,
yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji
apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada
masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa”. Dalam ayat ini, makna kosakata الْبِرَّ sebagai bentuk masdar bermakna kebaikan/kebajikan.
Penyebutan kosakata البر sebagai bentuk masdar dengan memfathah
ba’nya seperti dalam Q.S Al An’am 59:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ
الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
“Dan
kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia.
Dia Mengetahui apa yang ada di darat dan di laut”
Dalam ayat ini الْبَرِّ dengan bentuk fathah ba’nya memiliki
makna kebalikan dari الْبَحْرِ (laut)
yakni daratan. Dalam kebanyakan ayat Al Quran kosakata الْبَرِّ yang disandingkan dengan kosakata الْبَحْرِ sudah dipastikan memiliki makna daratan.
Namun jika الْبَرِّ dikaitkan dengan Asma Allah, maka الْبَرِّ dimaknai dengan makna sifat Allahالْبَرِّ yang melimpahkan kebajikan.[13]
Seperti dalam Q.S Ath Thuur 28 :
إِنَّا كُنَّا مِن
قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ -٢٨
“Sesungguhnya
kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dia-lah Yang Maha Melimpahkan kebaikan, Maha
Penyayang.”
Penyebutan kosakata البر dalam bentuk jama’ berupa الْأَبْرَارَ seperti dalam Q.S Al Infithar 13 :
إنَّ الْأَبْرَارَ
لَفِي نَعِيمٍ -١٣
“Sesungguhnya
orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh)
kenikmatan”. Dalam ayat tersebut makna الْأَبْرَارَ adalah orang-orang
yang berbakti.
Penyebutan kosakata البر dalam bentuk jama’ berupa بَرَرَةٍ
seperti dalam Q.S ‘Abasa 16:
كِرَامٍ بَرَرَةٍ -١٦
“yang
mulia lagi berbakti”. Dalam ayat ini makna بَرَرَةٍ juga diartikan sebagai sifat berbakti.
Perbedaan antara jama’ بَرَرَةٍ dan الْأَبْرَارَ, bahwasanya di dalam Al Quran jama’ بَرَرَةٍ dikhususkan sebagai sifat dari
malaikat. Sedangkan الْأَبْرَارَ selain dari malaikat.[14]
BAB
III
Penutup
A.
Kesimpulan
Pada
dasarnya setiap kosakata yang terdapat didalam al-Qur’an memiliki pesan makna
yang terkandung didalamnya, akan tetapi dalam memahami kosakata tersebut tidak
dapat dipahami begitu saja dengan terjemahan ataupun makna kamus, karena dibalik
kosakata didalam al-Qur’an pasti menyimpan makna yang tersirat didalamnya
seperti kosakata yang sudah dipaparkan diatas mengenai kosakata Amr, Amal,
Bagyh, Bait, Birr dalam memahami kosakata Bait pada dasarnya kata
Bait berarti bermalam akan tetapi berkembang menjadi rumah atau tempat
tinggal, meskipun memilki arti demikian maka konteks bait juga harus di artikan
berdasarkan susunan kalimat yang terdapat didalam al-Qur’an karena bait memilki
makna yang berbeda tergantung syiyaqul kalam (konteks). Maka dari itu dalam
upaya menafsirkan al-Qur’an harus cermat dan harus ditunjang dengan keilmuan
yang mumpuni agar tidak merubah pesan yang terkandung dalam al-Qur’an.
B.
Saran
Didalam
penulisan makalah ini, kami sebagai penulis makalah ini telah mencurahkan segala
tenaga, upaya dan pemikiran kami untuk menyelasaikan penulisan makalah ini
dengan sebaik-baiknya dan mendekati sempurna, agar dapat dikaji dan difahami
oleh para pembaca. Namun tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Penulis
menyadari akan kekurang sempurnaan dan kesalahan, oleh karena diharapkan kepada
pembaca untuk mengkoreksi dan menelaah kembali makalah ini. Kami dengan senang
dan sangat berterimakasih akan menerima segala kritik dan masukan untuk
memperbaikinya lagi. Akhir kata sekian dari kami kurang lebihnya kami mohon
maaf atas segala kurang dan khilaf, semoga makalah ini dapat membawa manfaat
bagi seluruh pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Isfahani, Raghib, Mu’jam Mufrodat li
afadzil Qur’an. Beirut: Daar Ilmiyyah,
2004.
Al-Baqi, Muhammad Fuad, al-Mu’jam
al-Mufahras li Afadzil Qur’an, Daar Fikr, 1981.
Munawwir, A. W. Kamus al-Munawwir Arab
Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Qodirun, M Nur, Ikhtisar Ulumul
Qur’an Praktis, Pustaka Amin: Jakarta 2001
[1]
Qodirun, M Nur, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, (Pustaka Amin: Jakarta
2001), hlm. 3.
[2]
Ar-Raghib Al-Asfahani, Mu’jamu Mufrodati
Alfadzil Quran, (Beirut: Darul Fikr), hlm 20
[3]
Ar-Raghib Al-Asfahani, Mu’jamu Mufrodati
Alfadzil Quran, (Beirut: Darul Fikr), hlm. 20-21
[4]
Al-Munawwir, kamus Arab-Indonesia, hlm. 972.
[5]
Raghib al-Isfahani, Mu’jam Mufroda li afadhil Qur’an, (Beirut, Dar al
Fikr, tt), hlm. 360
[6]
Fuad Abdul Baqi , Mu’jam Mufahras li afadhil Qur’an, (Beirut, Dar al
Fikr, 1981, M), hlm. 593-599.
[7]
Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al Mufahras li Afadz li al-Qur’an, (Beirut,
Dar al Fikr, 1981, M), hlm 140-141.
[8]
Raghib al-Isfahani, al-Mu’jam al Mufrodat li Afadz li al-Qur’an,
(Beirut, Dar al Fikr, tt), hlm 66.
[9]
Al-Munawwir, kamus Arab-Indonesia, hlm. 656
[10]
Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al Mufahras li Afadz li al-Qur’an, (Beirut,
Dar al Fikr, 1981, M), hlm 140-141.
[11]
Raghib al-Isfahani, al-Mu’jam al Mufrodat li Afadz li al-Qur’an,
(Beirut, Dar al Fikr, tt), hlm 63-64.
[12]
Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al Mufahras li Afadz li al-Qur’an, (Beirut,
Dar al Fikr, 1981, M), hlm 140-141.
[13]
Ashghar Ashfihany. Mu’jam Mufrodati Fi Alfadhil Quran. hal 114
[14]
Ashghar Ashfihany. Mu’jam Mufrodati Fi Alfadhil Quran. hal 114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar