1.
Ayat
al-Qur’an
قُلْ يَا
عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
Katakanlah “ Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya, sesungguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang. ( QS az-Zumar 53)
2.
Asbabun
Nuzul
Asbabun
Nuzul ayat ini adalah berkenaan dengan kaum musyrikin Mekkah yang keterlaluan
melakukan maksiat. Ayat ini memperingatkan mereka untuk tidak putus harapan mencari ampunan
Allah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanad yang shahih yang bersumber
dari Ibnu Abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Ibnu Umar berkata: “ Pernah kami
menganggap bahwa taubat seseorang yang menyeleweng dari agama Islam, Bahkan
meninggalkannya dengan penuh kesadaran tidak akan diterima”. Ketika Rasulullah
tiba ke Madinah (Hijrah dari Mekkah), turunlah ayat ini ( az-Zumar 53), yang
menegaskan bahwa Allah akan mengampuni dosanya walaupun telah melampaui batas.
Dalam riwayat lain yaitu dari al-Hakim dan al-Thabarani yang bersumber
dari Ibnu Umar. Dikemukan bahwa Rasulullah mengirim utusan kepada Wahsyi
(Pembunuh Hamzah) agar dia masuk Islam, Kemudian Wahsyi menjawab: Bagaimana
mungkin kau mengajaku masuk Islam padahal engkau menganggap bahwa orang yang
membunuh, zina dan syirik, akan mendapat siksa bahkan dilipat gandakan siksaaanya
pada hari kiamat serta abadi didalamnya dan terhina. Aku adalah seseorang yang
seperti itu, Apakah ada pengecualian bagiku? Aku masih ragu apakah aku termasuk
orang yang dikehendaki Allah untuk diampuni?. Maka Allah menurunkan ayat ini
(az-Zumar 53) yang melarang berputus asa dari rahmat Allah. Stelah turunnya
ayat ini Wahsyi berkata: “Inilah yang aku harapkan”. Kemudian ia masuk Islam.
3.
Konteks
Sosial
Kondisi sosial bangsa Arab pra Islam
merupakan jaman jahiliyyah (masa kebodohan), dinamakan demikian karena memang
keadaan Arab pada saat itu benar-benar dalam kondisi kesesatan yang nyata, jauh
dari nilai-nilai kemanusiaan. Kesesatan yang dialami bangsa Arab dapat dilihat
dalam berbagai bidang diantaranya adalah:
1)
Bidang
Agama
Sebelum masuknya agama Islam bangsa Arab tidak mengenal agama
tauhid dengan menyembah Allah, mereka pada umumnya menyembah Berhala, Matahari,
Api,Air dan Pepohononan. Penyembahan yang mereka lakukan merupakan perbuatan
syirik yang pada hakikatnya telah merendahkan dirinya sendiri sebagai makhluk
yang dimuliakan oleh Allah. Dari kemusyrikan inilah yang berdampak pada
buruknya moral dengan timbulnya perbudakan dan penindasan hak asasi manusia.
2)
Bidang
Ekonomi
Sebagaimana letak geografis bangsa Arab yang merupakan daerah yang
tandus dan gersang, keadaan ini menimbulkan lemahnya perekonomian. Sehingga
mata pencaharian mereka adalah beternak. Selain itu dalam bidang perdagangan
lebih didominasi oleh kaum bangsawan, sehingga dengan hal tersebut menimbulkan
kesenjangan dan kesesatan dalam bidang ekonomi yang mengakibatkan adanya gap
antara kaum kaya dan kaum tertindas, sehingga dengan kondisi seperti itu
praktek menghalalkan segala cara mengakar kuat, seperti mencuri, menipu,
memeras, merampok, berjudi dan lain sebagainya.
3)
Bidang
Sosial dan Moral
Bangsa Arab terkenal dengan karakter pemberani, memiliki ketahanan
fisik yang kuat, daya ingatan yang kuat, dan kesadaran akan harga diri martabat
terhadap suku dan pemimpinnya. Akan
tetapi mereka juga mimilki keboborokan sosial dan moral yaitu sikap
diskriminatif (membedakan) antara ras, suku, bahasa, warna kulit, jenis kelamin
dan status sosial. Mereka menganggap kaum wanita sebagai binatang piaraan yang
senantiasa bisa dinikmati, dan terkadang pula bayi wanita dibunuh dan dikubur
hidup-hidup karena merupakan suatu aib bagi mereka. Sistem perbudakaan juga
merupakan identitas dari bangsa Arab yang diberlakukan secara tidak manusiawi
bahkan majikannya bisa dijadikan sebagai tolok ukur hidup dan mati pada sistem
perbudakaan yang berkembang pada saat itu. Kejahatan, kedzaliman, kekejaman dan
tahayul senantiasa menjadi rutinitas mereka sehari-hari.
4)
Bidang
Politik
Dalam bidang politik dibuktikan dengan sikap penguasa yang
diktator, otoriter, dzalim dan korup. Sehingga membuat rakyat yang hidup
dibawah kepemimpinan mereka merasa tercekik dan tertutupnya hak yang mereka
miliki, sehingga mengakibatkan perpecahan antar suku dan fanatisme yang
berlebihan. Mereka juga tidak segan-segan turun ke medan perang untuk membela
kehormatan sukunya, sekalipun harus terjadi pertempuran darah.
5)
Bidang
Ilmu dan Budaya
Perkembangan ilmu dan kebudayaan bangsa Arab memang sangat kuat,
tidak dapat dipungkiri banhwa bangsa Arab merupakan bangsa yang terkenal mahir
bidang bahasa dan syi’ir. Akan tetapi kemajuan mereka dalam bidang bahasa dan
sya’ir hanya digunakan sebagai bentuk semangat kesukuan, banyak dari mereka
membanggakan para pujangga-pujangga syair untuk membanggakan suku. Sehingga
ilmu pengetahuan yang seharusnya dapat dimiliki bersama menjadi suatu hal yang
istimewa dan hak prerogatif laum elit. Ilmu pengetahuan tidak boleh dimiliki
oleh kaum-kaum tertidas dan rakyat jelata sehingga mereka terus menderita
dengan kedobohan dan ketidaktahuan.
4.
Asosiatif
dan Disasosiatif
1) Asosiatif
a. Koorporasi
Hubungan
positif yang terjadi dalam masyarakat salah satunya adalah bentuk kerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Peradaban yang terjadi bangsa Arab salah
satunya adalah semangat kesukuan dengan saling bahu membahu, gotong royong
membantu anggota sukunya untuk mendapatkan cita-cita yang mereka inginkan.
b. Akomodasi
Meskipun
fanatisme kesukuan bangsa Arab terkenal sangat loyal, bukan berarti didalamnya
tidak ada pertentangan, salah satu bentuk upaya mengatasi pertentangan
dikalangan bangsa Arab adalah dengan adanya pemimpin suku, karena dengan hal
itu akan meminimalisir apabila terjadi pertentangan. Seperti contoh ketika
adanya perselisihan antar anggota suku maka kepala sukulah yang akan membantu
untuk meredakan kasus tersebut karena kepala suku memiliki otoritas tertingggi
dan berhak memberikan keputusan kepada kedua belah pihak.
c. Asimilasi
Melihat konteks
sosial yang terjadi pada bangsa Arab bahwa problem terbesar yang mengakibatkan
adanya berbagai macam pertentangan dan perbedaan adalah fanatisme kesukuan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya seorang khalifah pemimpin yang dapat
memberikan tuntunan dan ajaran dalam berkehidupan yang sejahtera dan hal iru
mulai terwujud setelah datang Nabi Muhammad dan syariah Islamiyyah.
2)
Disasosiatif
a. Kompetisi
Bangsa Arab
merupakan salah satu bangsa yang sangat kuat terhadap sastra bahasa dan sya’ir,
sehingga mereka berlomba-lomba dan bersaing untuk menjadi yang terbaik
sampai-sampai terdapat pasar syair dimana disitulah mereka semua berkompetisi
memamerkan karyanya untuk menjadi yang terbaik.
b. Kontravensi
Bentuk
persaingan, pertentangan ataupun pertikaian memang suatu hal yang tidak dapat
dihindari pada kehidupan masyarakat Arab. Hal dapat dibuktikan dari banyak
pertumpahan darah pada bangsa Arab untuk membela suku-suku mereka, penindasan
terhadap perempuan dan lain sebagainya, dengan pola kehidupan seperti itu dapat
diminimalisir dengan adanya ajaran Islam yang dapat mengjarkan nilai-nilai
moralitas dan kemanusiaan.
5.
Stratifikasi
dan Diferensiasi
Berdasarkan konteks sosial yang
berkembang di bangsa Arab bahwa pengelompokan dan pembedaan kelas dalam
masyarakat sudah terjadi pada masa itu. Diantara bentuk stratifikasi dan diferensiasi
sosial adalah :
a.
Stratifikasi
sosial
1). Perbudakan
Perbudakan
adalah budaya yang melekat kuat pada bangasa Arab hingga menjadi salah satu
kegiatan perekonomian dengan cara jual beli budak, perbudakan merupakan salah
satu bentuk stratifikasi sosial karena adanya ranking ketidaksetraan antar
manusia (majikan dan budak).
2). Feodalisme
Merupakan
sistem lapisan kelompok masyarakat yang terjadi kesenjangan antara hak dari
beberapa kelas kaum lapisan masyarakat, contoh kaum bangsawan memiliki hak yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rakyat jelata.
b.
Diferensiasi
Sosial
1). Perbedaan
antar suku bahwa suku Quraisy dan Bani Hasyim merupakan suku yang tertinggi dan
paling dihormati dikalangan bangsa Arab.
2). Perbedaan
kemampuan intelektul yang mengakibatkan adanya kelas antara kaum bangsawan dan
rakyat jelata yang berimplikasi pada ilmu pengetahuan yang tidak merata.
3). Perbedaan
antara kaum laki-laki dan wanita yang mengakibatkan adanya diskriminasi gender.
4). Perbedaan
antara kaum kaya dan miskin yang mengakibatkan adanya kesenjangan ekonomi.
6. Analisis
Berdasarkan realita kehidupan
konteks sosial bangsa Arab secara syari’at telah menyalahi aturan yang
ditetapkan oleh Allah SWT, akan tetapi Allah telah memberikan petunjuk melalui
utusannya ( Nabi Muhammad SAW) dan al-Qur’an. Bahwa hakikatnya manusia adalah
sama disisi Allah SWT yang membedakan hanyalah amal perbuatan kita. Al-Qur’an
surah az-Zumar 53 Allah menegaskan bahwa seburuk apapun perbuatan yang
dilakukan oleh hambanya selama dia meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang wajib
disembah, dan mereka tidak pernah putus asa untuk meminta ampunan kepadanya.
Niscaya Allah akan memberikan rahmat kepadanya atas kesungguhan yang mereka
lakukan, dengan ampunan atas segala dosa yang pernah mereka perbuat.