Touring Bromo 2014
Sekilas tentang Gunung Bromo
Gunung bromo terletak di kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS) atau berada di antara tiga kabupaten
yaitu: Malang, Pasuruan dan Probolinggo.
Akses untuk bisa sampai ke gunung Bromo bisa ditempuh dari tiga
kabupaten tersebut, dari jalur Malang bisa ditempuh dari daerah tumpang, untuk
jalur Pasuruan dari daerah Tosari-Penanjakan dan untuk jalur Probolinggo bisa
ditempuh dari daerah Tongas-Cemoro Lanang.
Penduduk asli
pegunungan Bromo disebut suku tengger yang konon
pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari
berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal
hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yang pertama menuju ke
gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2
kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku
Tengger di kawasan
Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng
juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng”
akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan
Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai
Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo.
Bromo dengan background gunung Semeru |
Kudus-Bromo
Rencana touring Kudus-Bromo memang telah kami rencanakan jauh hari
sebelum liburan Sekolah dan akhirnya pada tanggal 24 Juni 2014 baru
terealisasi, tepatnya sehari setelah Ziarah+Rekreasi ke Pamijahan dan Jakarta.
Rasa lelah setelah perjalanan selama empat hari belum sepenuhnya terobati
dengan waktu istirahat yang lumayan singkat, kemudian kami berangkat untuk melanjutkan
ziarah ke makam –makam Auliya di daerah jawa tengah dan jawa timur yang belum
sempat kami ziarahi dengan berkendara sepeda motor yang kemudian kami teruskan
ke Bromo.
Hari pertama
Tepatnya pukul 01.00 dinihari perjalan dimulai, Start dari kudus
sepuluh anggota “TOUR de BROMO” yaitu : Inul, Ayus, Arul, Ryan, Ni’am, Arafat,
Munif, Wafa, Mada dan tentunya Saya sendiri ‘Kang Miftah’ mengendarai lima
sepeda motor beriringan hingga sampai ke Makam Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman
Basyaiban) Lasem tepat pukul 02.30WIB. Setelah ziarah dan bertawassul ke makam
Mbah Sambu dan para Masyayikh yang disemayamkan disekitar makam mbah sambu
diantaranya adalah Kyainya para Kyai Yaitu simbah Kyai Ma’shum sampai kira-kira
jam 04.00WIB kami melanjutkan perjalanan ke Kota Tuban dan Shalat Shubuh
didaerah Jenu, lalu dilanjutkan dengan acara Ziarah ke Makam Sunan Bonang
(Syeikh Makhdum Ibrahim) dan sejenak melepas penat yang menggeliat dimasjid
Agung Tuban sampai kira-kira jam setengah delapan kami cabut dari Alun-alun
Tuban menuju Paciran-Lamongan.
Masjid Agung Tuban-setelah ziarah Sunang Bonang |
09.00WIB kami tiba didaerah Paciran Lamongan tepatnya di Makam
Sunan Drajat (R. Qosim), Kami tidak Langsung Ziarah ke makam Beliau karena
Cacing-cacing diperut Ni’am dan Riyan sudah mulai melakukan demo, ditambah lagi
mata kami semua sudah mulai meredup hingga 2,5watt saja yang tersisa, mau tidak
mau Kami harus memenuhi tuntutan-tuntutan cacing perut yang sudah mulai ribut,
Sarapan itulah tuntutan mereka.. kenyang itu yang kami rasa, dan yang paling
akrab dengan kenyang selain ngantuk adalah tidur, apalagi setelah delapan jam perjalanan dan akhirnya
diputuskan untuk memejamkamkan telinga, ups.. pejamkan mata maksudnya, hingga
waktu dhuhur masuk satu persatu dari kami bangkit dari pusara masing-masing (hehee..) Ziarah pun kami laksanakan dengan khidmat dan
Khusyuk (atau mungkin ngantuk) dilanjutkan dengan shalat dhuhur+ dan kami pun
siap kembali berpacu dari Lamongan menuju Kota Gresik. Menuju Makam Sunan Giri
didaerah Kebomas Kota Gresik kami menempuh jalur Solokuro-Sukodadi dan begitu
memasuki Kota Lamongan Kami terjebak dalam kemacetan yang lumayan padat merayap
dan ada sedikit insiden yang membuat kami sempat melakukan senam jantung yaitu
saat sepeda motor yang dikendarai Arul dan Riyan tergelincir diperlintasan
kereta, namun Alhamdulillah tidak sampai terjadi apa yang tidak kami harapkan
dan tiba dimakam Sunan Giri dengan selamat tepat pukul 16.00WIB,
mengingat waktu yang sudah mulai menyambut petang Ziarah Sunan Maulana Malik
Ibrahim dan Sunan Ampel kami jamak dimakam Sunan Giri dan kira-kira
pukul 17.15WIB kami berangkat menyusuri Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan, dan begitu
sampai di Pandaan kami memutuskan untuk mampir ke rumah neneknya Ainul yang
berada di daerah Keraton Pasuruan sekalian cari makan GRATIS serta istirahat
sejenak, tepat pukul 20.00WIB kami sampai dikediaman sang nenek dan dapat
dipastikan teh hangat mengalir ditenggorokan kami dan Nasi pecel dengan telor
ceplok kami sapu bersih karena semua pasti hafal diluar kepala dengan motto
kami “Kebersihan Sebagian dari Iman”. (Hemmm.. jadi kelihatan nich kalo
udah kenyang, dalilnya begitu lantang…) Penyakit Gawan Bayi (bawaan
dari bayi) yang mengidap sebagian besar dari kami satu persatu mulai kambuh, begitu
kenyang ngantuk pun datang. Dimulai dari Riyan yang terkapar diteras
disusul Munif yang tak berdaya diatas Sofa dan akhirnya semua melayang
meninggalkan Alam sadarnya hanya tersisa saya yang masih terjaga karena Asyik
bercengkrama dengan Budhenya si Ainul, rencana semula kami akan bertolak dari
pasuruan menuju Malang jam 23.00WIB namun lelah yang telah begitu dominan
Akhirnya saya pun ikut menyusul ke alam mimpi dan begitu bangun ternyata waktu
sudah menunjukkan 03.30 dinihari, dan kami baru ingat ternyata belum shalat
Maghrib dan Isya’. Bergegas kami menunaikan Shalat setengah jam sebelum adzan
Shubuh berkumandang.
Hari kedua
Selepas Shubuh seraya menunggu sarapan disiapkan kami bersiap-siap
untuk kembali memacu Motor-motor kami menuju Bromo, Meskipun ini
perjalananku menuju bromo untuk yang kedua kalinya namun lewat jalur pasuruan
tetaplah kali pertama bagi saya, karena perjalanan yang pertama pada saat tahun
baru 2012 via jalur malang-tumpang, jadi tiada sedikitpun rasa bosan hinggap
walau sekejap dalam benakku.
kawasan Tosari-Pasuruan |
Dari Keraton tepat jam 06.00 kami melaju dengan
kecepatan antara 60-70km/jam lewat Pasar dowo dan tak kurang dari dua jam kami telah sampai
di Tosari gerbang masuk TNBTS jalur Pasuruan, dan kami sedikit terkejut
dengan tarif masuk yang lumayan Mahal, karena setahu saya tarif HTM taman
Nasional Bromo Tengger Semeru tidak lebih dari Rp.10.000/Orang dan ternyata
memang berlaku sejak 14 Februari 2014 HTM ke TNBTS naik menjadi Rp.
27.500/Orang dan motor Rp.5000/sekali masuk, jadi total biaya yang harus kami
keluarkan untuk sepuluh orang dan lima sepeda motor harusnya Rp.300.000, namun
untung ditengah perjalanan ada penduduk setempat yang berbaik hati mau menolong
kami untuk bernegosiasi dengan penjaga pos pemantau dan kami disuruh mengaku
keponakannya, dan setelah negosiasi yang lumayan lama kira-kira 10 menit
akhirnya disepakati total HTM Rp.150.000, disepanjang perjalanan di Tosari
sampai ke Penanjakan tiada henti-hentinya mata kami disuguhkan pemandangan yang
membuat mata kami enggan untuk sekedar mengedipkan mata, udara yang begitu
sejuk dan kanan kiri terlihat keindahan panorama yang membiaskan indahnya sang
pencipta, awan yang bergulung laksana ombak seolah-olah nampak berada dibawah
dibawah kami. Subhanallah.. Alhamdulillah.. Allahu akbar.. tiada henti-henti
kami mengagumi dengan lantunan dzikir didalam hati, tepat dipersimpangan antara
jalur menuju lautan pasir dan penanjakan kami berhenti untuk membeli kaos
tangan karena hawa dingin mulai terasa menusuk hingga ke sum-sum tulang, dan
pemandangan gunung bathok yang tepat berada disebelah kawah bromo mulai Nampak,
dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan kami semua mengabadikan momen dengan view
background Gunung bathok dan Bromo dan tampak berdiri kokoh
dibelakangnya puncak tertinggi tanah jawa sang Mahameru.
Pose dulu di Penanjakan sebelum View Point |
sebelum sampai di view point kami sejenak mampir di Mushala dengan
taman yang begitu asri dan menyempatkan diri untuk ber-selfie dengan Background
lautan awan yang sangat menawan dan pegunungan kota Batu dan Gunung Arjuno
yang Nampak dari kejauhan, tak selang beberapa lama kami melanjutkan naik ke
penanjakan tepatnya di view point, dan dari view point kami dapat memanjakan
mata dengan eloknya pemandangan gunung-gunung yang mengelilingi lautan pasir,
ditengah-tengah berdiri dengan sangat megahnya gunung bathok dan kawah bromo
serta rumah-rumah yang Nampak berjajar rapi disekitar cemoro lanang.
Mushalla Mandiri-sebelum View Point |
Meskipun
satu jam lebih kami berada di view point penanjakan belum juga kami terpuaskan
akan keindahan alam yang tersajikan.
Suasana view point-Penanjakan |
Keterbatasan waktu memaksa kami harus meninggalkan penanjakan
sebelum terpuaskan untuk menuju ke kawah Bromo, turun menuju kawah bromo kami
melintasi jalan beraspal yang sangat curam dengan kemiringan hampir mencapai 80
derajat, dan melintasi Lautan pasir yang kerap kali membuat ban motor kami slip
dan hampir tergelincir, selama hampir 30 menit akhirnya kami sampai dikaki
gunung bromo.
Kaki gunung Bromo dengan background view gunung Batok |
Dikaki gunung Bromo kita dapat melihat parkiran Jeep yang berjejer
dan persewaan kuda yang berada didekat Pura Luhur poten, setelah memarkir
kendaraan selangkah demi selangkah kami menapaki anak tangga yang akan mengantarkan
kami menuju kawah bromo, aroma kawah yang khas dengan belerangnya begitu
menyengat rongga hidung, masker kembali terpasang dan sampailah kami diatas
gunung bromo dan langsung menyaksikan kawah yang masih aktif dan terus
mengeluarkan asap, cukup lama kami berada diatas puncak bromo untuk mengambil
gambar dan kami sempat bertemu dengan turis dari Malaysia dan juga ada yang
dari eropa.
Bersama Turis Malaysia dan Eropa |
Setelah dirasa cukup puas kami turun lalu pulang menyusuri Lautan
pasir, pasir berbisik dan bukit Savana yang banyak orang menyebut ‘Bukit
Teletubbies’ karena memang bukit-bukit yang indah tersebut sangat mirip dengan
background film anak-anak yang diperankan oleh Tinky winky, Dipsy, Lala dan Poo
tersebut. Dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan semua hape kembali diaktifkan untuk
pengambilan gambar dan tak ketinggalan pula inul dan niam berpose ala
tinky-winky:“berpelukaaaaaaan….”
Terimalah cintaku mblo....!!! Hahaaa.. |
Waktu telah beranjak senja, memaksa kami harus segera mencari
tempat untuk merebah dan bermanja, menghimpun kembali seluruh tenaga, dan
akhirnya kami semua mampir ke salah satu teman didaerah Bululawang Malang
sebelum akhirnya kami kembali ke kudus pada keesokan hari.
Savana-Teletubbies Hills |
Hari ketiga
Sudimoro kecamatan Bululawang Kab. Malang tempat kami singgah dan
menjajah rumah salah satu teman kami cak Roni, ruang tamu penuh dan kami melebar hingga
ke teras, selepas makan malam kami kembali terbang dalam mimpi indah, tidur
pulas karena dekapan rasa lelah, tiada kami hiraukan guyuran hujan yang mebuat
kami basah, kami tetap lelap dalam mimpi malam itu. Hingga subuh datang dan masing-masing
dari kami bangkit menunaikan ibadah.
Kopi mengawali cerita pagi ketiga, kemudian episode dilanjut
dengan sarapan, sebelum kami melanjutkan perjalanan pulang. Tepat jam 09.30WIB
kami beranjak menuju Kota batu dan singgah ke pemandian air hangat Cangar dan
berada diperbatasan Malang-mojokerto hingga waktu menunjukkan pukul 16.00 kami
lanjutkan menuju salah satu rumah teman kami Zufar yang berada di kota Lamongan,
ditengah perjalanan masih disekitar Cangar Arafat yang waktu itu berboncengan
dengan Ayus tiba-tiba nyungsep diantara semak-semak, dan untungnya tidak banyak
kendaraan yang berlalu-lalang dan tidak jatuh ke aspal, sehingga tidak begitu
parah dan Cuma lecet-lecet yang tidak begitu menghambat perjalanan kami
menyusuri hutan-hutan daerah pacet Mojokerto hingga sampailah kami di Lamongan
pukul 19.00 dan acara dilanjutkan dengan Halaqoh Qohwiyah di Langgar Panggung
sampai pukul 22.00 dan dilanjutkan menuju Bojonegoro menghampiri Kahyangan Api
untuk Acara Bakar-bakar Ayam yang sebelumnya sudah disiapkan oleh mbah Khotib. Dari
kahyangan api kami kembali ke kediaman mbah Khotib sudah hampir subuh, dan
setelah subuh kami tidur untuk memulihkan tenaga lalu Sarapan agak siang dan
pamit menuju kudus melalui jalur Bojonegoro-jatirogo-Pamotan-Lasem dan
sampailah kami dikudus sekitar pukul 13.30WIB.
Terimakasih buat semua anggota team Dete on Vacations 2014
Matur suwun juga buat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar