Minggu, 13 Desember 2015

First Bromo

Touring Bromo 2014



Sekilas tentang Gunung Bromo
Gunung bromo terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) atau berada di antara tiga kabupaten yaitu: Malang, Pasuruan dan Probolinggo.
Akses untuk bisa sampai ke gunung Bromo bisa ditempuh dari tiga kabupaten tersebut, dari jalur Malang bisa ditempuh dari daerah tumpang, untuk jalur Pasuruan dari daerah Tosari-Penanjakan dan untuk jalur Probolinggo bisa ditempuh dari daerah Tongas-Cemoro Lanang.
Penduduk asli pegunungan Bromo disebut suku tengger yang konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yang pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo.

Bromo dengan background gunung Semeru
 
Kudus-Bromo
Rencana touring Kudus-Bromo memang telah kami rencanakan jauh hari sebelum liburan Sekolah dan akhirnya pada tanggal 24 Juni 2014 baru terealisasi, tepatnya sehari setelah Ziarah+Rekreasi ke Pamijahan dan Jakarta. Rasa lelah setelah perjalanan selama empat hari belum sepenuhnya terobati dengan waktu istirahat yang lumayan singkat, kemudian kami berangkat untuk melanjutkan ziarah ke makam –makam Auliya di daerah jawa tengah dan jawa timur yang belum sempat kami ziarahi dengan berkendara sepeda motor yang kemudian kami teruskan ke Bromo.
Hari pertama
Tepatnya pukul 01.00 dinihari perjalan dimulai, Start dari kudus sepuluh anggota “TOUR de BROMO” yaitu : Inul, Ayus, Arul, Ryan, Ni’am, Arafat, Munif, Wafa, Mada dan tentunya Saya sendiri ‘Kang Miftah’ mengendarai lima sepeda motor beriringan hingga sampai ke Makam Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman Basyaiban) Lasem tepat pukul 02.30WIB. Setelah ziarah dan bertawassul ke makam Mbah Sambu dan para Masyayikh yang disemayamkan disekitar makam mbah sambu diantaranya adalah Kyainya para Kyai Yaitu simbah Kyai Ma’shum sampai kira-kira jam 04.00WIB kami melanjutkan perjalanan ke Kota Tuban dan Shalat Shubuh didaerah Jenu, lalu dilanjutkan dengan acara Ziarah ke Makam Sunan Bonang (Syeikh Makhdum Ibrahim) dan sejenak melepas penat yang menggeliat dimasjid Agung Tuban sampai kira-kira jam setengah delapan kami cabut dari Alun-alun Tuban menuju Paciran-Lamongan.
Masjid Agung Tuban-setelah ziarah Sunang Bonang
09.00WIB kami tiba didaerah Paciran Lamongan tepatnya di Makam Sunan Drajat (R. Qosim), Kami tidak Langsung Ziarah ke makam Beliau karena Cacing-cacing diperut Ni’am dan Riyan sudah mulai melakukan demo, ditambah lagi mata kami semua sudah mulai meredup hingga 2,5watt saja yang tersisa, mau tidak mau Kami harus memenuhi tuntutan-tuntutan cacing perut yang sudah mulai ribut, Sarapan itulah tuntutan mereka.. kenyang itu yang kami rasa, dan yang paling akrab dengan kenyang selain ngantuk adalah tidur, apalagi setelah  delapan jam perjalanan dan akhirnya diputuskan untuk memejamkamkan telinga, ups.. pejamkan mata maksudnya, hingga waktu dhuhur masuk satu persatu dari kami bangkit dari pusara masing-masing (hehee..)  Ziarah pun kami laksanakan dengan khidmat dan Khusyuk (atau mungkin ngantuk) dilanjutkan dengan shalat dhuhur+ dan kami pun siap kembali berpacu dari Lamongan menuju Kota Gresik. Menuju Makam Sunan Giri didaerah Kebomas Kota Gresik kami menempuh jalur Solokuro-Sukodadi dan begitu memasuki Kota Lamongan Kami terjebak dalam kemacetan yang lumayan padat merayap dan ada sedikit insiden yang membuat kami sempat melakukan senam jantung yaitu saat sepeda motor yang dikendarai Arul dan Riyan tergelincir diperlintasan kereta, namun Alhamdulillah tidak sampai terjadi apa yang tidak kami harapkan dan tiba dimakam Sunan Giri dengan selamat tepat pukul 16.00WIB, mengingat waktu yang sudah mulai menyambut petang Ziarah Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Ampel kami jamak dimakam Sunan Giri dan kira-kira pukul 17.15WIB kami berangkat menyusuri Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan, dan begitu sampai di Pandaan kami memutuskan untuk mampir ke rumah neneknya Ainul yang berada di daerah Keraton Pasuruan sekalian cari makan GRATIS serta istirahat sejenak, tepat pukul 20.00WIB kami sampai dikediaman sang nenek dan dapat dipastikan teh hangat mengalir ditenggorokan kami dan Nasi pecel dengan telor ceplok kami sapu bersih karena semua pasti hafal diluar kepala dengan motto kami “Kebersihan Sebagian dari Iman”. (Hemmm.. jadi kelihatan nich kalo udah kenyang, dalilnya begitu lantang…) Penyakit Gawan Bayi (bawaan dari bayi) yang mengidap sebagian besar dari kami satu persatu mulai kambuh, begitu kenyang ngantuk pun datang. Dimulai dari Riyan yang terkapar diteras disusul Munif yang tak berdaya diatas Sofa dan akhirnya semua melayang meninggalkan Alam sadarnya hanya tersisa saya yang masih terjaga karena Asyik bercengkrama dengan Budhenya si Ainul, rencana semula kami akan bertolak dari pasuruan menuju Malang jam 23.00WIB namun lelah yang telah begitu dominan Akhirnya saya pun ikut menyusul ke alam mimpi dan begitu bangun ternyata waktu sudah menunjukkan 03.30 dinihari, dan kami baru ingat ternyata belum shalat Maghrib dan Isya’. Bergegas kami menunaikan Shalat setengah jam sebelum adzan Shubuh berkumandang.
Hari kedua
Selepas Shubuh seraya menunggu sarapan disiapkan kami bersiap-siap untuk kembali memacu Motor-motor kami menuju Bromo, Meskipun ini perjalananku menuju bromo untuk yang kedua kalinya namun lewat jalur pasuruan tetaplah kali pertama bagi saya, karena perjalanan yang pertama pada saat tahun baru 2012 via jalur malang-tumpang, jadi tiada sedikitpun rasa bosan hinggap walau sekejap dalam benakku. 
kawasan Tosari-Pasuruan
Dari Keraton tepat jam 06.00 kami melaju dengan kecepatan antara 60-70km/jam lewat Pasar dowo  dan tak kurang dari dua jam kami telah sampai di Tosari gerbang masuk TNBTS jalur Pasuruan, dan kami sedikit terkejut dengan tarif masuk yang lumayan Mahal, karena setahu saya tarif HTM taman Nasional Bromo Tengger Semeru tidak lebih dari Rp.10.000/Orang dan ternyata memang berlaku sejak 14 Februari 2014 HTM ke TNBTS naik menjadi Rp. 27.500/Orang dan motor Rp.5000/sekali masuk, jadi total biaya yang harus kami keluarkan untuk sepuluh orang dan lima sepeda motor harusnya Rp.300.000, namun untung ditengah perjalanan ada penduduk setempat yang berbaik hati mau menolong kami untuk bernegosiasi dengan penjaga pos pemantau dan kami disuruh mengaku keponakannya, dan setelah negosiasi yang lumayan lama kira-kira 10 menit akhirnya disepakati total HTM Rp.150.000, disepanjang perjalanan di Tosari sampai ke Penanjakan tiada henti-hentinya mata kami disuguhkan pemandangan yang membuat mata kami enggan untuk sekedar mengedipkan mata, udara yang begitu sejuk dan kanan kiri terlihat keindahan panorama yang membiaskan indahnya sang pencipta, awan yang bergulung laksana ombak seolah-olah nampak berada dibawah dibawah kami. Subhanallah.. Alhamdulillah.. Allahu akbar.. tiada henti-henti kami mengagumi dengan lantunan dzikir didalam hati, tepat dipersimpangan antara jalur menuju lautan pasir dan penanjakan kami berhenti untuk membeli kaos tangan karena hawa dingin mulai terasa menusuk hingga ke sum-sum tulang, dan pemandangan gunung bathok yang tepat berada disebelah kawah bromo mulai Nampak, dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan kami semua mengabadikan momen dengan view background Gunung bathok dan Bromo dan tampak berdiri kokoh dibelakangnya puncak tertinggi tanah jawa sang Mahameru.
Pose dulu di Penanjakan sebelum View Point
sebelum sampai di view point kami sejenak mampir di Mushala dengan taman yang begitu asri dan menyempatkan diri untuk ber-selfie dengan Background lautan awan yang sangat menawan dan pegunungan kota Batu dan Gunung Arjuno yang Nampak dari kejauhan, tak selang beberapa lama kami melanjutkan naik ke penanjakan tepatnya di view point, dan dari view point kami dapat memanjakan mata dengan eloknya pemandangan gunung-gunung yang mengelilingi lautan pasir, ditengah-tengah berdiri dengan sangat megahnya gunung bathok dan kawah bromo serta rumah-rumah yang Nampak berjajar rapi disekitar cemoro lanang. 
Mushalla Mandiri-sebelum View Point
Meskipun satu jam lebih kami berada di view point penanjakan belum juga kami terpuaskan akan keindahan alam yang tersajikan.
Suasana view point-Penanjakan
Keterbatasan waktu memaksa kami harus meninggalkan penanjakan sebelum terpuaskan untuk menuju ke kawah Bromo, turun menuju kawah bromo kami melintasi jalan beraspal yang sangat curam dengan kemiringan hampir mencapai 80 derajat, dan melintasi Lautan pasir yang kerap kali membuat ban motor kami slip dan hampir tergelincir, selama hampir 30 menit akhirnya kami sampai dikaki gunung bromo.
Kaki gunung Bromo dengan background view gunung Batok
Dikaki gunung Bromo kita dapat melihat parkiran Jeep yang berjejer dan persewaan kuda yang berada didekat Pura Luhur poten, setelah memarkir kendaraan selangkah demi selangkah kami menapaki anak tangga yang akan mengantarkan kami menuju kawah bromo, aroma kawah yang khas dengan belerangnya begitu menyengat rongga hidung, masker kembali terpasang dan sampailah kami diatas gunung bromo dan langsung menyaksikan kawah yang masih aktif dan terus mengeluarkan asap, cukup lama kami berada diatas puncak bromo untuk mengambil gambar dan kami sempat bertemu dengan turis dari Malaysia dan juga ada yang dari eropa.
Bersama Turis Malaysia dan Eropa
 
puncak Bromo
woiiiii pada liatin apaan tuh..?
 Setelah dirasa cukup puas kami turun lalu pulang menyusuri Lautan pasir, pasir berbisik dan bukit Savana yang banyak orang menyebut ‘Bukit Teletubbies’ karena memang bukit-bukit yang indah tersebut sangat mirip dengan background film anak-anak yang diperankan oleh Tinky winky, Dipsy, Lala dan Poo tersebut. Dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan semua hape kembali diaktifkan untuk pengambilan gambar dan tak ketinggalan pula inul dan niam berpose ala tinky-winky:“berpelukaaaaaaan….”
Terimalah cintaku mblo....!!! Hahaaa..
Waktu telah beranjak senja, memaksa kami harus segera mencari tempat untuk merebah dan bermanja, menghimpun kembali seluruh tenaga, dan akhirnya kami semua mampir ke salah satu teman didaerah Bululawang Malang sebelum akhirnya kami kembali ke kudus pada keesokan hari.
Savana-Teletubbies Hills
Hari ketiga
Sudimoro kecamatan Bululawang Kab. Malang tempat kami singgah dan menjajah rumah salah satu teman kami cak Roni, ruang tamu penuh dan kami melebar hingga ke teras, selepas makan malam kami kembali terbang dalam mimpi indah, tidur pulas karena dekapan rasa lelah, tiada kami hiraukan guyuran hujan yang mebuat kami basah, kami tetap lelap dalam mimpi malam itu. Hingga subuh datang dan masing-masing dari kami bangkit menunaikan ibadah.
Kopi mengawali cerita pagi ketiga, kemudian episode dilanjut dengan sarapan, sebelum kami melanjutkan perjalanan pulang. Tepat jam 09.30WIB kami beranjak menuju Kota batu dan singgah ke pemandian air hangat Cangar dan berada diperbatasan Malang-mojokerto hingga waktu menunjukkan pukul 16.00 kami lanjutkan menuju salah satu rumah teman kami Zufar yang berada di kota Lamongan, ditengah perjalanan masih disekitar Cangar Arafat yang waktu itu berboncengan dengan Ayus tiba-tiba nyungsep diantara semak-semak, dan untungnya tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang dan tidak jatuh ke aspal, sehingga tidak begitu parah dan Cuma lecet-lecet yang tidak begitu menghambat perjalanan kami menyusuri hutan-hutan daerah pacet Mojokerto hingga sampailah kami di Lamongan pukul 19.00 dan acara dilanjutkan dengan Halaqoh Qohwiyah di Langgar Panggung sampai pukul 22.00 dan dilanjutkan menuju Bojonegoro menghampiri Kahyangan Api untuk Acara Bakar-bakar Ayam yang sebelumnya sudah disiapkan oleh mbah Khotib. Dari kahyangan api kami kembali ke kediaman mbah Khotib sudah hampir subuh, dan setelah subuh kami tidur untuk memulihkan tenaga lalu Sarapan agak siang dan pamit menuju kudus melalui jalur Bojonegoro-jatirogo-Pamotan-Lasem dan sampailah kami dikudus sekitar pukul 13.30WIB. 

Terimakasih buat semua anggota team Dete on Vacations 2014
-          Mada (Demak)
-          Ayus (jepara)
-          Arul (Jepara)
-          Inul (Jepara)
-          Munif (Grobogan)
-          Riyan (Jepara)
-          Wafa (Kudus)
-          Ni’am (Demak)
-          Arafat (Pati)
Matur suwun juga buat
-          Cak Roni (Malang) atas penginapan, makan malam dan sarapan gratisnya
-          Mbah Khotib (Bojonegoro) atas bakar ayam di kahyangan apinya. dan Zufar atas Kopi panggungnya.

Andong Mount

Gunung Andong adalah salah satu gunung paling ramah untuk pendaki pemula. Gunung yang berada di Kabupaten Magelang ini hanya memiliki ketinggian maksimal 1.726 mdpl.
Meski begitu, pemandangan yang disajikan oleh Gunung Andong tetap tak mau kalah dengan gunung-gunung lain yang memiliki ketinggian lebih dari 3.000 mdpl
Walau tingginya tidak sampai 2.000 mdpl, pendakian ke Gunung Adong tetap membutuhkan persiapan. Baik persiapan alat maupun fisik. Adalah sebuah kesalahan fatal jika kita meremehkan sebuah pendakian
Base camp pendakian Gunung Andong berada di kecamatan Ngablak, Magelang. Karna belakangan gunung ini semakin terkenal, saat ini telah dibuka beberapa jalur lain selain jalur utama. Adapun jalur utama dan paling umum untuk melakukan pendakian ke Gunung Andong adalah melalui Desa Sawit. Tidak seperti yang dibayangkan, untuk menuju ke desa ini tidak terlalu sulit. Lokasi desanya tidak terlalu tinggi sehingga kendaraan biasapun bisa sampai kesana
Di artikel ini, perjalanan ke Desa Sawit dilakukan melalui jalur timur. Tepatnya dari arah Boyolali. Berikut ini adalah ilustrasi rute yang harus ditempuh
Boyolali -> Salatiga –> Kopeng –> Pasar Ngablak –> Base Camp (Desa Sawit)
Tidak perlu bingung karna di jalan sudah banyak sekali rambu-rambu. Setelah berhasil sampai Pasar Ngablak, sebaiknya gunakan jurus GPS (Gunakan Penduduk Setempat alias tanya) bila masih ragu. Gang menuju Desa Sawit ditandai dengan sebuah gapura. Lokasinya berada di sebelah barat pasar

Persiapan pendakian

Setelah berhasil sampai ke Desa Sawit, saatnya melakukan persiapan. Jangan kaget kalau kamu mendapati parkiran yang penuh, apalagi jika melakukan pendakian pada hari libur. Gunung Andong adalah salah satu gunung kesukaan pendaki di Solo, Jogja, Semarang dan sekitarnya. Terutama para pendaki pemula. Seperti yang sudah disebutkan, tinggi gunung ini “hanya” 1.726 mdpl sehingga banyak yang menjadikan gunung ini sebagai tempat pendakian pertama sebelum mendaki gunung yang lebih tinggi
Pendaki yang keren adalah pendaki yang tidak meninggalkan sampah di gunung
:)
Tidak usah buru-buru untuk mendaki. Santa-santailah dulu di base camp sambil bercengkrama bersama teman. Perjalanan ke puncak Gunung Andong tidak sampai 3 jam, kok. Jika sudah berpengalaman, perjalanan ke puncak bahkan bisa diselesaikan dalam waktu satu jam. Sebelum melakukan pendakian, jangan lupa untuk memeriksa kembali perlengkapan. Pastikan semua sudah di-packing dengan baik agar perjalanan menjadi nyaman dan aman

Rute pendakian

Jika sudah siap, saatnya melakukan pendakian. Yang menarik dari pendakian Gunung Andong ini adalah kita akan mendapatkan sebuah peta jalur pendakian setelah membayar retribusi sebesar Rp. 5000 per orang. Peta ini sangat membantu kita untuk mengenali bagian-bagian yang akan kita lewati dalam perjalanan ke puncak

Second Bromo

Lokasi dan Letak Obyek Wisata Gunung Bromo – Gunung Bromo terkenal dengan keindahan sunrise atau matahari terbitnya, namun ada keunikan lain dari gunung ini yaitu adanya lautan pasir  berbentuk kaldera yang luas yang berada di atas Gunung. Selain melihat keindahan matahari terbit dari Puncak Penanjakan 1 Bromo  serta Kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap belerang putih yang terkenal tersebut ,obyek wisata lain yang menarik dan bisa anda nikmati adalah  Padang savanah Bromo , Bukit Teletubies, lautan pasir Bromo , Upacara Kasada , Air Terjun Madakaripura dan sebagainya
Gunung Bromo berlokasi dan terletak di empat kabupaten pemerintahan Provinsi Jawa Timur. Yaitu di antara Kaputen Malang , Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kapupaten Lumajang.
Karena terletak dan berlokasi di empat kabupaten sehingga gunung Bromo sangat mudah di akses dan transportasi ke Bromo sangat mudah dari berbagai penjuru kota di Jawa Timur. Berikut jalur dan rute untuk menuju Gunung Bromo
tour Dt adventure kali ini ke bromo setelah sekian lam rencana untuk wisata ke bromo akhirnya terlaksana juga kami berangkat dari kudus pukul 23:45, sampai pukul 04:00 kita sampai di makam Romo KH Abdullah Faqih langitan akhirnya kami putuskan untuk ziarah...pagi mulai menjelang tujuan utama masih jauh di depan mata. seiring roda motor berjalan hingga pukul 14:00 kami sampai Sunan Drajat berhubung melewati makam2 para Auliya' maka kami putuskan untuk ziarah. Beranjak dari Sunan Drajat kami lanjutkan perjalanan hingga pukul 19:38 dan mampir di rumah kakek salah satu anggota kami tepatnya di pasuruan. sembari melepas lelah kami disuguhi jamuan yang memnjakan lidah. tepat pukul 04:00 kami lanjut perjalanan menuju penanjakan bromo berharap sesampainya disana bisa menatap indahnya sunrise di bromo. namun sayang seribu sayang kami gagal sampai sana di waktu sunrise karena motor dari salah satu teman kami ada yang bocor .......
tak apalah kamipun sampai di bromo pukul 07:00 kami cukup puas dengan suguhan alam yang di ciptakan Tuhan untuk mengobati segala lelah yang telah kami lalui sepanjang perjalanan.

Bali KW Pantai Balekambang


Pantai BaleKambang adalah salah satu dari deretan pantai indah yang ada di Wisata Malang, dan sudah terkenal serta melegenda sejak lama. Salah satu tujuan wisata utama, khususnya di bagian selatan Kota Malang, Jawa Timur, tepatnya di Bantur. Seringkali Paket Wisata Malang memasukkannya sebagai rangkaian perjalanan selama liburan. Indahnya pemandangan laut selatan (Samudra Indonesia) dipadu dengan sunset yang memukau, tentunya merupakan lokasi yang tempat untuk berfoto-foto atau selfie, mengabadikan kenangan indah Panorama menakjubkan di Pantai Balekambang.
Seperti namanya, Pemandangan Pantai Balekambang adalah hamparan pantai berpasir putih bersih
dengan sebuah pulau kecil sekitar 100 meter dari bibir pantai, bernama Pulau Ismaya (Ismoyo). Ini mengingatkan kita dengan keindahan Tanah Lot yang berada di Bali. Sunset Pantai Balekambang merupakan salah satu keunikan dan keunggulan, rekomendasi pemandangan yang indah sebagai tujuan wisata. Seperti juga kawasan wisata lain yang terus berkembang, maka disini juga dilengkapi dengan berbagai wahana permainan, seperti flying fox dan ATV, untuk lebih bisa menarik dan sebagai sarana bermain bagi anggota keluarga.
Lokasi Pantai Balekambang berada di sebelah selatan Kota Malang, kurang lebih perjalanan ditempuh antara 1.5 jam sampai 2 jam. Bila ditotal perjalanan dari Surabaya, maka semuanya ditempuh antara 3-4 jam perjalanan. Rute yang ditempuh juga tidaklah terlalu sulit, karena bila dari Malang perjalanan rata-rata lurus saja menuju ke arah selatan.
Atau bila anda ingin bebas bertualang, perjalanan juga bisa ditempuh dengan sepeda motor, yang tentunya bisa memberikan pengalaman dan petualangan tersendiri. Dari Malang, bisa melalui dua jalur, jalur Kepanjen, atau Gondanglegi.
Bila dulu masalah transportasi merupakan salah satu kendala bila menuju bagian selatan Tempat Wisata di Malang, namun sekarang tidaklah lagi menjadi masalah rumit, karena akses menuju ke sana sudah lebih mudah untuk dicapai. Selain itu akomodasi, tempat menginap juga semakin banyak pilihan, sehingga kita bisa kesana tanpa perlu repot-repot lagi mempersiapkan hal-hal kecil yang terkadang menyusahkan. Untuk para Backpacker bisa juga menginap di Malang, sedangkan perjalanan menuju dan kembali dari Pantai Balekambang bisa pulang hari. Pilihan lainnya adlah bisa menyewa penginapan, bungalow, homestay ataupun hotel yang banyak dibangun di seputarannya.





Sabtu, 12 Desember 2015

Puncak Natas Angin kudus

PUNCAK NATAS ANGIN

NATAS ANGIN adalah salah satu puncak dari Gunung Muria, tepatnya berada di Desa Rahtawu, Kec Gebog, Kab Kudus Jawa Tengah.
Malam Jumu'ah, 19 Sepetember 2014. 
pendakian kali ini merupakan pendakian kedua bagi saya setelah puncak tertinggi gunung muria yaitu : puncak29. pendakian merupakan salah satu ajang untuk mengisi kegiatan liburan. oleh karena itu puncak natas angin merupakan salah satu tempat yang cocok untuk pendakian kali ini.
saya dan lima personel lainnya yaitu Mas Baggong.Mas Arul. Mas Pe'ak, Mas Bento dan Mas Miftah sudah merencanakan kegiatan pendakian ini seminggu sebelumnya. hari-H pun tiba setelah kegiatan pondok pesantren selesai. kami semua mempersiapkan segala apa saja yang akan di bawa pada waktu pendakian. setelah persiapan dirasa sudah siap akhirnya kamipun memutuskan untuk berangkat.
PERJALANAN
waktu sudah menunjukan pukul 22:05 kami segera berangkat menuju desa rahtawu yang kurang lebih berjarak 22 km dari kota kudus. akhirnya pada jam 23:20 kami sampai pemberhentian kendaraan terakhir. perjalananpun di mulai dengan membawa peralatan yang kurang memadai untuk pendakian karena  notabenya kami semua merupakan para pendaki amatir. 
pendakian
tepet pukul 23:25 kami memulai pendakian, pndakian kali ini merupakan pendakian yang cukup berat, disamping medannya terjal diperparah dengan minimnya penerangan. kamipun berjalanhati-hati agar tidak terjadi hal yang diinginkan, setelah sekian lama perjalan akhirnya kami sampai di begawan Abiyoso pukul 03:15 karena fisik sudah tidak sanngup berjalan. akhirnya kami putuskan untuk istirahatt di sebuah gubug. saking capeknya tak tersasa kami tertidur hingga kurang lebih pukul 04:00 kemudian kami putuskan melanjutkan perjalanan menuju puncak Natas Angin yang konon adalah pertapaan eyang begawan isnu dan eyang begawan Dewa ruci .Perjalan menuju puncak merupakan perjalanan yang sesungguhnya pasalnya medan yang kami lalui merupakan medan yang sangat curam di mana jalan setapak yang lebarnya kurang lebih 1 meter dan dikanan kiri merupakan jurang yang memaksa kami berjalan merangkak. Sekian  lama perjuangan, Akhirnya pukul 5:30 kami berhasil sampai puncak.


Muncak Gunung Prau
Jumuah,12 Desember 2015.
Muncak kali ini merupakan muncak pertama setelah sekian lama vakum dari muncak.
Gunng Prau wonosobo merupakan alternatif terbaik untuk mengisi liburan kali ini.
Perjalanan
Rencana awal kami mulai perjalanan dari jogja pukul 18:00 dengan tujuan sampai diwonosobo belum begitu larut  malam, namun hujanpun turun kami putuskan untuk menunda prjalanan kali ini hingga hujan reda. hujanpun mulai reda sekitar pukul 19:30 kami putuskan untuk memulai perjalanan meskipun masih sedikit grimis. akhirnya sampai wonosobo pukul 24:00, kami berhenti sejenak di alun-alun wonosobo sebelum melanjutkan ke basecamp gunung prau. akhirnya sampai pada Basecamp pukul 01:45. 
Pendakian
Akhirnya tepat pukul 02:00 pendakian kami mulai. kami semua agak dikejutkan dengan medan kali ini pasalnya mulai dari basecamp hingga puncak terus menanjak. Hingga pukul 04:20 kami sampai puncak. kemudian kami putuskan untuk segera mendirikan tenda.
Jelang beberapa menit waktu yang kami tunggu-tunggupun tiba Sunrise itulah moment yang dicari para pendaki. setelah puas menikmati keindahan alam akhirnya kami putuskan untuk sejenak istirah di tenda sembari mengisi tenaga untuk perjalan turun nanti.
Perjalanan Turun
Tepat pada pukul  07:47 kami putuskan untuk berkemas kemas turun. sepanjang perjalan turun kami lakukan dengan gurauan dan bercanda ria sembari. ditengah gurauan terdengar " Gedebukkkkkkkkkkk" ternyata diantara salah satu anggota kami ada yang terpeleset akibat gagal fokus. akhirnya sekitar pukul 09:15 kami sampai di basecamp.