Senin, 28 September 2015

VISITASI AKREDITASI PRODI FILSAFAT AGAMA (FA) DAN ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


VISITASI AKREDITASI PRODI FILSAFAT AGAMA (FA) DAN ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)
Pada tanggal 23-26 Agustus 2015 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam melaksanakan visitasi akreditasi bagi dua prodi sekaligus. Pada hari Senin dan Selasa, 23-24 Agustus 2015 prodi Filsafat Agama yang melaksanakan visitasi, sementara prodi yang lain, yaitu Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir melaksanakan visitasi pada hari Rabu dan Kamis, 25-26 Agustus 2015.
Dua orang asesor yang hadir dari BAN PT dalam kegiatan visitasi akreditasi tersebut adalah Prof. Dr. H. Ris’an Rusli, MA dari UIN Raden Fatah Palembang dan juga Dr. H. Amir Maliki, M.Ag, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kegiatan visitasi ini, selain dihadiri oleh para pengelola fakultas dan program studi, juga dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, alumni dan user. Kegiatan ini diawali dengan pemaparan kondisi dan perkembangan program studi oleh masing-masing ketua program studi, Dr. Robby H. Abror dari Prodi Filsafat Agama dan Dr. H. Abd. Mustaqim dari Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Kedua Ketua Prodi menjabarkan perkembangan Prodi ini sejak tahun 2010 hingga saat ini, yang mengalami pertumbuhan signifikan dari berbagai sisi, baik aspek akademik, mahasiswa, kiprah dosen, alumni, dan lain sebagainya. Visitasi ini secara umum merupakan verifikasi terhadap laporan dalam bentuk Borang Akreditasi yang telah dikirim sebelumnya.
Dr. H. Amir Maliki dalam sambutannya menyatakan bahwa untuk ukuran institusi sebesar UIN Sunan Kalijaga ini, tidak diragukan lagi bahwa semua fasilitas serta prasyarat yang dibutuhkan untuk membangun satu sistem pendidikan yang unggul dan berkualitas telah dimiliki. Problem utama biasanya terletak pada sebesar apa kemauan keras civitas akademik fakultas/prodi untuk maju dan berkembang.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. Alim Roswantoro, M.Ag. menyatakan bahwa visitasi akreditasi ini hakikatnya sangat berguna sebagai parameter kesungguhan dan keberhasilan para pengelola jurusan dan semua civitas akademik fakultas dan Prodi. Dengan adanya visitasi ini diharapkan civitas akademik bisa mengenali kelebihan dan kekurangannya sehingga selanjutnya dapat merancang pengembangan-pengembangan ke arah yang lebih baik.

FAKTA FAKTA MENARIK UIN SUKIJO


33 Fakta Menarik Tentang Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga


Pelajar yang bercita-cita melanjutkan kuliahnya di perguruan tinggi Islam kemungkinan besar akan memasukan universitas ini dalam daftar tujuan perguruan tingginya. Universitas yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto No. 1 ini juga merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di Yogyakarta. Untuk mengetahui lebih detail mengenai universitas ini, mari disimak fakta-fakta menariknya.



1. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga atau yang biasa disingkat UIN Suka ini didirikan pada tanggal 26 September 1951 dan merupakan Perguruan Tinggi Agama Islam  Negeri (PTAIN) pertama di Indonesia.

2. Nama universitas ini diambil dari salah satu kelompok penyebar agama Islam di Pulau Jawa, Walisongo, yaitu Sunan Kalijaga.

3. Universitas ini terletak di dekat perbatasan antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.

4. Pembentukan universitas ini tidak terlepas dari proses Penegerian Fakultas Agama Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) pada tahun 1950.

5. PTAIN diresmikan pada tanggal 26 September 1951—dan menjadi hari lahir UIN Sunan Kalijaga.

6. Pada periode 1951 hingga 1960, terjadi peleburan antara PTAIN dan ADIA dan terbentuklah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dengan nama al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah.

7. IAIN diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1960.

8. Pada periode 1960 hingga 1972—yang disebut sebagai Periode Peletakan Landasan—terjadi pemisahan IAIN yang berpusat di Yogyakarta dan Jakarta.

9. Pada tanggal 1 Juli 1965 IAIN Yogyakarta berganti nama menjadi IAIN Sunan Kalijaga berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 26 Tahun 1965.

10. Pada awal didirikan, IAIN Sunan Kalijaga ini masih menganut sistem pendidikan yang bersifat bebas karena mahasiswa diberi kesempatan untuk maju ujian setelah mereka benar-benar merasa siap.

11. Materi kurikulum yang digunakan IAIN Sunan Kalijaga pada waktu itu masih mengacu pada kurikulum Timur Tengah (Universitas Al-Azhar di Mesir) yang telah dikembangkan pada masa PTAIN.

12. Pada Periode Peletakan Landasan Akademik yang berlangsung antara tahun 1972 dan 1996, pembangunan sarana prasarana fisik kampus meliputi pembangunan gedung Fakultas Dakwah, Perpustakaan, Program Pascasarjana, dan Rektorat.

13. Pada Periode Peletakan Landasan Akademik, sistem pendidikan yang digunakan mulai bergeser dari sistem liberal ke sistem terpimpin dengan sistem semester semu dan akhirnya sistem kredit semester murni.

14. IAIN Sunan Kalijaga telah melakukan penyesuaian yang radikal dengan kebutuhan nasional bangsa Indonesia.

15. Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga mulai dibuka pada tahun akademik 1983/1984.


16. Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga diawali dengan kegiatan-kegiatan akademik dalam bentuk short courses on Islamic studies dengan nama Post Graduate Course (PGC) dan Studi Purna Sarjana (PPS) yang diselenggarakan tanpa pemberian gelar setingkat Master.

17. Pembukaan program Pascasarjana ini telah mengukuhkan fungsi IAIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga akademik tingkat tinggi setingkat di atas Program Strata Satu.

18. Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. HM. Atho Mudzhar (1997-2001), para dosen dalam jumlah yang besar didorong untuk melanjutkan studinya—untuk tingkat S2 dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Beliau juga melakukan peningkatan sumber daya manusia bagi tenaga administratif demi peningkatan kualitas manajemen dan pelayanan administrasi akademik.

19. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2004, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan kalijaga pada tanggal 21 Juli 2004. 

20. Perubahan nama IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga membuat Periode Pengembangan Kelembagaan (2001-2010) disebut juga sebagai Periode Transformasi.

21. UIN Sunan Kalijaga melakukan deklarasinya pada tanggal 14 Oktober 2004.

22. Perubahan Institut menjadi Universitas dilaksanakan untuk mencanangkan sebuah paradigma baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, yaitu paradigma Integrasi Interkoneksi.

23. UIN Sunan kalijaga berupaya untuk mendialogkan hadlarah an-nas, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah (manusia, ilmu, dan filsafat) secara terbuka dan intensif.

24. UIN Sunan Kalijaga memiliki visi untuk menjadi universitas yang unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan studi keislaman dan keilmuan bagi peradaban.

25. Logo UIN Sunan Kalijaga yang bisa kita lihat sekarang merupakan bentuk pembaruan sejak tahun 2010.

26. Bentuk dasar logo yang sekarang adalah bunga matahari dengan satu tangkai dan dua lembar daun. Kelopak bunga dibentuk dalam bentuk ornamen klasik bercorak Islam. Helai daun sebelah kiri merupakan visualisasi huruf “U”, tangkainya huruf “I”, dan daun sebelah kanan huruf “N” sehingga dibaca “U-I-N”.

27. Logo bercorak bunga yang menyerupai jaring laba-laba merupakan bentuk kesalingterikatan dan keterhubungan antara sains dan agama yang terpatri dalam ikon mozaik pada dinding luar bangunan UIN. Bentuk ini diambil dari ornamen pada dinding Istana Alhambra masa Khalifah Bani Umayah di Granada, Spanyol.

28. Seni ornamen pada dinding Istana Alhambra yang memberi banyak pengaruh bagi bangunan di Timur dan Barat ini sesuai dengan visi dan misi UIN yang ingin menepis pemisahan keilmuan menuju integrasi dan interkoneksi bidang keilmuan menuju keunggulan peradaban.

29. Visual bunga dalam logo dipilih karena merupakan simbol keindahan, keharuman, keserasian, keseimbangan, dan kebaikan. Hal ini menunjukkan cita-cita UIN untuk selalu membawa kesejukan dan keindahan bagi lingkungan sekitar serta keharuman dalam memainkan seluruh kiprahnya.

30. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga, kita bisa menonton sebuah film berjudul “Pena” yang dapat diunduh di situs resmi UIN Sunan Kalijaga.

31. Untuk menunjang proses belajar dan mengajar, UIN menyediakan mahasiswa dan para karyawannya berbagai fasilitas yang memadai, seperti masjid, perpustakaan, laboratorium, poliklinik, pascasarjana, pusat administrasi, pusat komputer, pusat penelitian, kelas teatrikal, pusat mahasiswa, multipurpose, gedung olahraga, pusat pelayanan kampus, pusat bahasa dan budaya, University Club House, penerbitan, taman kanak-kanak,, pusat pelatihan, dan aula dosen.

32. Mahasiswa dapat melakukan proses belajar mengajar di gedung-gedung baru dengan ruang dan media pembelajaran yang berbasis IT.

33. Kinerja mahasiswa selama berkuliah di UIN akan didukung dengan adanya anjungan-anjungan komputer, anjungan mesin absensi, peralatan laboratorium terpadu, peralatan sistem informasi terpadu, peralatan poliklinik, peralatan multimedia, laboratorium psikologi, laboratorium bahasa, dan sistem pelayanan perpustakaan dengan Electric Library Information Management System (ELIMS), dengan sistem pengodean RFID (Radio Frequency Identification) tercanggih di Indonesia.

PENDAKIAN SUMBING

Gunung Sumbing adalah gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Gunung Slamet. Gunung Sumbing tegak berdiri di ketinggian 3.371 Mdpl dan terletak di tiga kabupaten yakni Magelang, Temanggung dan Wonosobo. Gunung Sumbing berdampingan dengan Gunung Sindoro layaknya Gunung Merapi dan Merbabu. Gunung Sumbing terkenal dengan medan atau jalur pendakian yang full menanjak dan sangat jarang dijumpai trek bonus atau landai. Gunung ini memang merupakan gunung dengan trek terberat diantara gunung lainnya yang ada di Jawa Tengah.

Untuk mendaki Gunung Sumbing sebenarnya terdapat beberapa jalur yakni :
- Jalur Garung
- Jalur Cepit Parakan
- Jalur Bowongso
- Jalur Mangli

Dari jalur-jalur di atas yang paling sering dilewati oleh pendaki adalah jalur Garung. Garung adalah sebuah nama desa di kaki Gunung Sumbing bagian utara. Untuk sampai di desa Garung kita hanya perlu menuju arah Wonosobo, Jawa Tengah.
Dari Desa Garung sendiri terdapat dua jalur pendakian yakni jalur lama dan jalur baru, namun banyak pendaki yang memilih jalur lama karena dengan alasan lebih cepat. Dari pos 1 kita ambil arah kiri untuk jalur garung lama dan kanan untuk jalur garung baru.



Jalur Pendakian via Garung Lama

Basecamp - Pos1 (Malim)
Dari basecamp jalur pendakian ke pos 1 berupa jalan aspal menuju ke area ladang penduduk. Sampai di area ladang penduduk yang ditanami tembakau, jalur berubah jadi makadam atau batu yang tersusun rapi dengan trek yang cukup landai. Waktu tempuh dari basecamp menuju pos 1 sekitar 2,5 - 3 jam dengan berjalan kaki.
Untuk menghemat tenaga ada alternatif lain yakni dengan naik ojek dari basecamp dengan ongkos sekitar 30 ribu. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat tenaga karena trek selepas pos 1 akan semakin terjal dan sulit.

Pos 1 - Pos 2 (Genus)

Dari Pos 1 menuju Pos 2 jalur pendakian didominasi berupa tanah padat yang cukup nyaman meskipun jalurnya agak sedikit nanjak tapi masih dalam taraf yang biasa dan sedang. Terdapat banyak percabangan di kawasan ini namun tetap menjadi satu jalur.
Diperlukan waktu tempuh sekitar 50 menit dari pos 1 untuk sampai di pos 2. Pos 2 berupa tanah yang cukup lapang yang bisa menampung sekitar 3 buah tenda.


Pos 2 - Pos 3 (Seduplak Roto)

Selepas pos 2, jalur pendakian semakin menanjak dan masih berupa tanah merah padat yang apabila hujan akan sangat licin. Belum lagi tingkat kecuramannya yang cukup tinggi. Dari pos 2 ke pos 3 hampir tidak ada trek yang landai. 
Dari pos 2 diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di pos 3. Di pos 3 kita juga bisa mendirikan tenda sekitar 5-6 tenda bila memang tenaga dan cuaca sudah tidak mendukung lagi untuk melanjutkan perjalanan.

Pos 3 - Pestan

Dari pos 3 menuju pestan hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Pos 3 sendiri berupa tanah datar yang cukup luas yang bisa menampung puluhan tenda, namun sangat tidak disarankan untuk mendirikan tenda disini karena rawan badai dan kondisi lokasi yang tanpa pelindung papun seperti pepohonan dan batu besar.

Pestan - Pasar Watu

Dari pestan menuju pasar watu jalur pendakian berubah menjadi trek dengan batu-batu besar. Jalurnya pun semakin menanjak. Dibutuhkan tenaga ekstra untuk melewati trek selepas pesta. Jalur pendakiaanya cukup jelas jadi tak usah khawatir tersesat atau hilang selama masih mengikuti petunjuk yang ada.
Diperlukan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari pestan menuju pasar watu. Tapi disitu kita akan merasa bahwa pendakian akan sangat lama karena medan yang berat. Di pasar watu ada sedikit tanah datar yang bisa untuk mendirikan 1-2 buah tenda. Pos pasar watu ditandai dengan ada banyak batu-batu raksasa yang berserakan di tempat tersebut.

Pasar Watu - Watu Kotak

"Penderitaan" itulah satu kata yang patut dalam pendakian menuju pos ini. Tak hanya sampai di Pasar Watu, menuju pos selanjutnya pun jalur pendakian masih sangat berat, menanjak dan semakin menjadi-jadi. Tanjakannya membuat lutut dan wajah selalu bertemu. 
Jalur pendakiannya masih berupa batu-batu besar dengan tanjakan sangat terjal.
Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai di Watu Kotak. Biasanya para pendaki mendirikan camp di pos terkahir sebelum puncak dan summit attack pada dini hari. Namun perlu diketahui bahwa untuk ngecamp di watu kotak sangat terbatas, jadi jangan sampai tidak kebagian tempat.

Watu Kotak - Puncak Buntu - Puncak Kawah


Dari Watu Kotak jalur pendakian masih didominasi oleh bebatuan besar dengan tanjakan tanpa ampun. Masih 1 jam lagi untuk sampai ke Puncak Buntu Gunung Sumbing. Sebelum Puncak Buntu pendaki akan menemui sebuah pertigaan dimana kalu lurus menuju Puncak Buntu dan bila belok ke kiri menuju Puncak Kawah.
Sebagian pendaki sering mengambil jalur lurus ke Puncak Buntu, namun sebenarnya Puncak Kawah adalah puncak tertinggi di Gunung Sumbing.


Jalur Pendakian via Garung Baru

Basecamp - Pos 1 (Malim)
Dari basecamp kiat berjalan melewati pemukiman warga kemudian akan masuk ke perkebunan. Jalur yang kita lewati adalah jalur makadam atau batu yang sudah tersusun rapi. Diperlukan waktu yang cukup lama jika berjalan kaki, tapi jika naik ojek hanya diperlukan sekitar 15 menit. 

Pos 1 - Pos 2 Gatakan
Dari pos 1 menuju pos 2 Gatakan diperlukan waktu sekitar 2-3 jam karena jalur memang cukup panjang. Kita akan berjalan melewati hutan dan treknya lumayan naik. Di pos 2 kita bisa mendirikan tenda namun lokasinya terbatas, hanya untuk beberapa tenda saja karena memang areanya tidak cukup luas. Dari pos 2 kita sudah bisa melihat pemandangan apik dari Gunung Sindoro. Dari sini untuk menuju pos selanjutnya yakni pos Gatakan kita ambil arah kanan untuk lewat jalur baru.

Pos 2 - Pestan
Dari pos Gatakan menuju Pestan hanya diperlukan waktu 15 menit saja karena jarak memang cukup dekat. Pestan adalah jalur bertemunya jalur Garung lama dengan jalur baru.

-Pestan sampai Puncak selepasnya jalur sama dengan jalur pendakian lama